Friday, 5 November 2021

Penyebab Banjir Batu Malang

Penyebab Banjir Batu Malang

Penyebab Banjir Batu Malang


Banjir Bandang di Kota Batu, hari Kamis, 04/11/2021. [Pusdalops BPBD Kota Batu]







Banjir bandang melanda Kota Batu dari luapan anak Sungai Brantas, yang menyebakan banjir di lima titik, yakni di Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Dusun Beru, Desa Bulukerto, Desa Sumberbrantas, Jalan Raya Selecta, Desa Tulungrejo, Jalan Raya Dieng dan Desa Sidomulyo. Ada beragam versi yang diyakini sebagai penyebabnya.






Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Malang, Raymond Valiant menyatakan, bahwa banjir terjadi di salah satu saluran (Anak sungai) alami yang kemudian bermuara ke Sungai Brantas.


Sementara kurang lebih selama hampir 2 jam, curah hujan sekitar 80 milimeter, sedangkan hujan di wilayah hulu sampai ke atas sekitar 100 milimeter.


"Curah hujan terjadi selama dua jam, antara pukul 2 siang sampai 4 sore. Yang terjadi itu mengangkut tanah, batu, kayu dan material lain dari permukaan tanah dan mengalirkan lewat jalur alami yang saat itu kanan-kirinya ada rumah penduduk," beber Raymond kepada wartawan di lokasi, Jumat (5/11/2021).


Raymond menambahkan, air turun dari Kota Batu kemudian masuk ke Sungai Brantas. Sore hari itu, tercatat debit air mencapai 430 meter kubik per detik di Kota Malang, sehingga memasuki kondisi siaga.


Namun, peningkatan debit air di Sungai Brantas cepat menurun pasca banjir. Namun, kata Raymond, harus tetap waspada melihat potensi hujan yang terjadi, khususnya di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.





Menurut Raymond, potensi adanya banjir bisa saja terjadi, apalagi saat ini memasuki periode basah atau disebut sebagai tahun La Nina pengaruh dari iklim gelombang La Nina.


Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Lily Montarcih Limantara mengatakan, banjir di Kota Batu merupakan dampak nyata dari global climate change atau perubahan iklim.


Menurut Lily, dampak dari global climate change akan berlangsung panjang dan berkelanjutan.


"Memang sekarang sulit memprediksi hujan dengan terjadinya global climate change, ini yang dikatakan banjir bandang," kata Lily saat dihubungi wartawan media Kompas, hari Jumat, 05/11/2021.






Pihaknya menuturkan, banyaknya perubahan tata guna lahan dan rumah yang didirikan di daerah tebing juga menyumbang potensi banjir di wilayah tersebut.


Untuk itu banyak upaya yang harus diantisipasi menjelang musim hujan, seperti pengangkatan sampah dan sedimen.


Tanah tak bisa menyerap air Sementara itu, ahli hidrologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Pramono Hadi mengatakan, banjir di Kota Batu akibat tanah jenuh yang disebabkan oleh hujan sebelumnya.


"Artinya lahan-lahan di wilayah sana itu menjadi jenuh. Begitu hujan deras itu, tanah-tidak tidak bisa nyerap air lagi karena jenuh, inilah yang menyebabkan banjir," kata Hadi saat dihubungi secara terpisah, Jumat.




Purnomo juga mengatakan, kawasan tersebut juga banyak digunakan untuk pertanian, sehingga muncul sebuah lapisan tertentu akibat pengolaan lahan selama puluhan tahun.


Menurutnya, lapisan itu mengurangi daya serap tanah, sehingga pada saat hujan pertama antara 31 Oktober-2 November membuat tanah cepat jenuh.



Kawasan pertanian



Purnomo juga mengatakan, kawasan tersebut juga banyak digunakan untuk pertanian, sehingga muncul sebuah lapisan tertentu akibat pengolaan lahan selama puluhan tahun.


Menurutnya, lapisan itu mengurangi daya serap tanah, sehingga pada saat hujan pertama antara 31 Oktober-2 November membuat tanah cepat jenuh.






Meski demikian, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, pihaknya belum bisa memastikan dari mana banjir bandang tersebut berasal


Menurut Achmad, hal itu karena saat ini BPBD masih fokus pada upaya evakuasi dan penyiapan tempat pengungsian.


"Terkait penyebab (banjir bandang) kami akan lakukan kajian besok, asal mulanya akan ditelusuri," ujarnya.


Mengenai update data terkini, Achmad menyatakan hingga malam ini, BPBD mencatat terdapat 10 korban hilang, 4 di antaranya sudah ditemukan.


Dengan kata lain, saat ini terdapat 6 orang yang masih dalam pencarian.



Ratusan Warga dipindahkan tempat pengungsian



Wali Kota Malang Sutiaji (kanan) pada berdialog bersama salah satu warga Kota Malang, yang mengungsi akibat bencana banjir bandang di wilayah Kota Batu, dan berdampak ke wilayah Kota Malang, Jawa Timur, hari Kamis, 04/11/2021. (ANTARA/HO-Humas Pemkot Malang)


Ratusan warga mengungsi akibat banjir bandang yang melanda wilayah Kota Batu pada hari Kamis, 04/11/2021.


Kepala BPBD Kota Malang Alie Mulyanto di Kota Malang, Jumat, menyebutkan ada dua tempat pengungsian di wilayah Kota Malang, yakni di Kelurahan Jatimulyo dan Taman Wisata Senaputra






"Ratusan warga tersebut memang diungsikan karena rumah mereka berada di daerah rentan atau rawan terhadap dampak banjir bandang," jelasnya.


Menurut Alie, masing-masing tempat pengungsian diisi oleh sekitar 150 warga.


"Jadi, di pengungsian Kelurahan Jatimulyo ada kurang lebih 150 warga. Sementara, di Taman Wisata Senaputra juga terdapat 150 orang warga yang mengungsi," tuturnya.


Lebih lanjut Alie membeberkan soal jumlah rumah yang terdampar. Menurutnya, akibat banjir tersebut, kurang lebih ada 150 unit.


" Untuk laporan rumah hanyut, untuk saat ini ada tujuh rumah. Tujuh itu roboh, atau hanyut, atau sebagian terkena dampak," ujarnya.


Alie menambahkan banjir bandang tersebut bukan hanya terjadi di wilayah Kota Batu, melainkan di wilayah Kota Malang juga.


"Saat itu, ketinggian sungai mencapai empat meter. Untuk banjir yang berada di rumah, masuk sampai 90 centimeter," tukasnya.


No comments: