Wednesday, 3 November 2021

Warga Minta 'Bangkai' Crane Yang Jadi Biang Banjir di Cijerah Bandung Dibongkar

Warga Minta 'Bangkai' Crane Yang Jadi Biang Banjir di Cijerah Bandung Dibongkar

Warga Minta 'Bangkai' Crane Yang Jadi Biang Banjir di Cijerah Bandung Dibongkar


Banjir di daerah Cijerah, Kota Bandung. IDN Times/Istimewa








Banjir dari luapan sungai Cikendal di jalan Mekar Kelurahan Cijerah, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung menjebol lima rumah Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung.






Pada hari Rabu sore, 03/11/2021, sekitar Pukul 16.00 WIB saat ini warga sedang bergotongroyong membersihkan material sampah sisa banjir dan diangkut menggunakan mobil pick up. Salah satu warga menuturkan, bahwa, ketinggian banjir mencapai atap rumah, hal tersebut terjadi dengan durasi satu jam.


"Kejadian kemaren sekitar Jam 6-7 kalau lihat posisi air. Ketinggian air sampai atap rumah," kata Darma Yoansyah (29).


Ketinggian banjir mencapai atap rumah, hal tersebut terjadi dengan durasi satu jam. "Kejadian kemaren sekitar Jam 6-7 kalau lihat posisi air. Ketinggian air sampai atap rumah," kata Darma Yoansyah (29) kepada detikcom di lokasi kejadian.


"Penyebab (debit) air dan crane, ini tidak berfungsi," tambahnya.


Ade (70) yang rumahnya terdampak limpahan air, menceritaka kejadian tersebut, bermula pada hari Selasa sore, 02/11/2021. Hujan deras yang terjadi di Bandung dan sekitarnya membuat sungai tidak sanggup menampung air.






"Kiriman air semakin deras, jadi meluap airnya ke sini. Kejadiannya sekitar magrib-an, kondisi rumah di sini semuanya sudah terendam, " ujar Ade kepada wartawan, pada hari Rabu, 03/11/2021.


Karena kejadiannya berlangsung dengan cepat, warga yang terkena limpahan air sungai bergegas meninggalkan rumah. Namun, sejumlah barang berharga termasuk motor dan mobil tidak terselamatkan dan terendam banjir.


"Mobil terparkir di sini, kebawa sehingga masuk kesitu (tumpukan sampah). Berhasil dievakuasi berkat bantuan warga. Air bercampur lumpur, sampah, material kayu, semua bercampur," jelasnya.


Menurutnya, di wilayah tersebut setidaknya ada 15 rumah dan 15 KK yang terdampak banjir kiriman. Ade yang sudah puluhan tahun tinggal di rumahnya mengaku baru lima tahun terakhir ini banjir meluap dan parah.






Menurutnya, banjir besar ini bisa terjadi jika debit air dari kawasan hulu seperti di Lembang tinggi.


"Biasanya air ini banjir kiriman dari Lembang, air bisa balik ke sini karena kependet sampah di sana (crane), jembatan juga ini hampir roboh," tuturnya.


Sejumlah rumah mengalami rusak berat, warga terdampak mengungsi sementara. "Keseluruhan rumah terdampak 15," katanya.


Sementara itu, Lurah Cijerah Elsa mengatakan, luapan air sungai terjadi karena alat pengangkut sampah yang ada di aliran sungai tersebut tersendat.






"Di situ ada crane yang sudah tidak berfungsi. Crane untuk pengangkut sampah itu bukan milik Kota Bandung tapi Cimahi dan provinsi," katanya.


Dia menilai adanya mobil terjebak di tumpukan sampah karena baru kali ini banjir terjadi, sementara sebelum-sebelumnya belum pernah terjadi banjir seperti ini.


"Mereka (warga) santai saja karena enggak pernah banjir. Karena banjir begitu besarnya, tidak terkendali lagi, sampah tiba-tiba masuk ke rumah-rumah itu dan jebol juga. Sampah masuk ke parkiran itu," tuturnya.


"Warga di sini dulu menolak adanya mesin penyaringan ini, karena tak berfungsi sejak 2008, yang saya tahu ini yang Provinsi, " keluhnya.


Ade menambahkan hingga sekarang belum ada bantuan dari pemerintah.


No comments: