Wednesday 25 November 2020

Danone Akan PHK Karyawan hingga 2.000 Orang

Danone Akan PHK Karyawan hingga 2.000 Orang

Danone Akan PHK Karyawan hingga 2.000 Orang









Produsen makanan dan minuman, Danone berencana memangkas sekitar 2.000 pekerjanya atau 2% dari total pekerja.
(detikFinance)








Perusahaan asal Prancis, Danone, mengumumkan kebijakan untuk memutuskan hubungan kerja (PHK) dengan 2.000 karyawannya di seluruh dunia.




Langkah ini merupakan bagian dari penghematan yang dilakukan perusahaan sebesar 1 miliar euro sampai 2023 mendatang, termasuk mengurangi 20 persen dari biaya overhead atau pengeluaran tambahan di luar produksi.


"Penyederhanaan dan evolusi dari peran dan fungsi umum kami akan diterjemahkan dalam pengurangan sekitar 1.500 hingga 2.000 posisi di kantor pusat dan kantor global," kata Danone seperti dikutip dari pernyataan resmi yang dipublikasikan di situs web perusahaan, hari Rabu, 25/11/2020.


Penataan ulang perusahaan, termasuk PHK karyawan, diperkirakan mampu menghemat sekitar 300 juta euro hingga 700 juta euro dari kocek Danone.


Baca juga: Fakta Keterkaitan Tedros Adhanom, Faucy dan Bill Gates mengungkapkan: kesehatan dunia selama bertahun-tahun bergantung pada kepentingan mereka.


Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.


Manajemen mengakui rencana PHK dilakukan untuk meningkatkan profitabilitas dan ketahanan perusahaan setelah pandemi covid-19 menekan keuangan perusahaan.


Selain itu, perusahaan juga mengumumkan pihaknya akan mengimplementasikan organisasi rantai baru yang memungkinkan untuk mengakses sumber produktivitas baru, termasuk melalui digitalisasi.


Jika digabungkan antara efisiensi dan digitalisasi, keduanya diharapkan dapat menghemat sebesar 1 miliar euro pada 2023 mendatang.


"Penghematan ini sebagian akan diinvestasikan kembali untuk mendukung pertumbuhan dan merek kami dan juga untuk menegakkan kembali margin kami," lanjut perusahaan.


Danone juga menegaskan kembali ambisi jangka menengahnya untuk mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 3 persen hingga 5 persen. Ini dengan mempertimbangkan rencana penghematan biaya 1 miliar euro














No comments: