Saturday 14 November 2020

Polisi Usut Moge Bodong Pengeroyok TNI di Bukittinggi

Polisi Usut Moge Bodong Pengeroyok TNI di Bukittinggi

Polisi Usut Moge Bodong Pengeroyok TNI di Bukittinggi

















Polda Sumatera Barat (Sumbar) saat ini tengah mendalami motor moge (moge) sejumlah anggota Harley-Davidson Owner Group Siliwangi Bandung Cahpter (HOG SBC) yang diduga tak memiliki kelengkapan surat-surat. Terdapat 24 moge yang saat ini dibawa ke Polda Sumbar.




"Iya, yang 24 itu sudah ditarik kemarin malam dari Bukittinggi dibawa ke Polda Sumbar untuk menangani permasalahan moge (tanpa surat-surat)," kata Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Stefanus Satake Bayu, hariJumat, 13/11/2020.


Satake menyatakan dari 24 moge itu, 5 unit di antaranya tak memiliki kelengkapan surat tanda nomor kendaraan (STNK) alias bodong. Sementara, 19 unit lainnya masih dalam pemeriksaan penyidik.


Satake tak menjelaskan apakah 5 unit motor bodong itu milik tersangka penganiayaan prajurit TNI. Ia hanya memastikan bahwa kasus dugaan pengeroyokan tersebut masih ditangani oleh Polers Bukittinggi.


Baca juga: Fakta Keterkaitan Tedros Adhanom, Faucy dan Bill Gates mengungkapkan: kesehatan dunia selama bertahun-tahun bergantung pada kepentingan mereka.


Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.


"Polda akan melakukan penyelidikan berkaitan dengan terutama kelengkapan surat-surat itu," ujarnya.


Sebanyak 24 moge milik HOG Siliwangi Bandung terdiri dari 21 jenis Harley-Davidson, 2 Yamaha XMax, dan 1 KTM 1200.


Sebagai informasi, klub motor HOG Siliwangi Bandung diduga mengeroyok dua anggota TNI di Bukittinggi pada hari Jumat, 6/11/2020 lalu. Rombongan moge tersebut sedang melakukan perjalan ketika peristiwa tersebut terjadi.


Sejauh ini, telah ada lima tersangka yanag dijerat oleh aparat kepoisian. Satu orang tersanagka masih di bawah umur, sehingga diproses dengan sistem peradilan pidana anak. Sementara, empat tersangka lain dijerat Pasal 170 ayat (2) ke-1 e juncto 351 juncto 56 KUHP.




Setelah ditelusuri, konvoi moge tersebut dipimpin oleh mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago. Namun kepolisian menjelaskan bahwa Djamari tak turut terlibat dalam insiden pengeroyokan.


Rombongan yang telah tiba di wilayah Bukittinggi, Sumatra Barat itu sempat terpisah menjadi dua kelompok. Sebagian besar dari mereka telah menepi di salah satu hotel untuk beristirahat. Sementara beberapa orang lain masih tertinggal dengan rombongan dan kemudian memicu insiden pengeroyokan dua personel TNI tersebut.

No comments: