Sunday, 29 August 2021

Hujan Abu Merapi Guyur Sejumlah Desa di Magelang

Hujan Abu Merapi Guyur Sejumlah Desa di Magelang

Hujan Abu Merapi Guyur Sejumlah Desa di Magelang


Abu vulkanik Gunung Merapi di Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah. (Aloysius Jarot Nugroho/Antara)







Presiden Brasil Jair Bolsonaro membuat klaim bahwa sistem pemungutan suara elektronik negara itu rentan terhadap penipuan, dan menawarkan untuk mengadopsi kuitansi cetak. Klaimnya sedang diselidiki oleh Mahkamah Agung Brasil, yang, bagaimanapun, juga menyelidiki Bolsonaro sendiri, karena menyebarkan berita palsu.





Hujan abu akibat muntahan awan panas guguran Gunung Merapi terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu malam.


Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Wasono di Magelang mengatakan sedikitnya sembilan desa di Kecamatan Srumbung dan Salam diguyur hujan abu.


Awan panas guguran Gunung Merapi pukul 16.20 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 mm dan durasi 234 detik. Cuaca berkabut, estimasi jarak luncur 3000 meter ke arah barat daya Gunung Merapi.


Warga melintas di dekat lahan pertanian tembakau yang tekena abu vulkanik Gunung Merapi di Babadan, Magelang, Jawa Tengah, Senin (16/8/2021). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), terjadi rentetan awan panas guguran pada Senin (16/8/2021) sehingga menyebabkan hujan abu vulkanik di beberapa desa di kaki Gunung Merapi wilayah Boyolali dan Magelang. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/rwa. /Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO


"Berdasarkan laporan masyarakat, telah terjadi hujan abu akibat terjadi awan panas guguran Merapi," katanya.


Ia menyebutkan sejumlah desa yang terjadi hujan abu, yakni di Kecamatan Srumbung meliputi Desa Kradenan, Srumbung, Kaliurang, Kemiren, Banyuadem, Jerukagung, dan Desa Ngablak. Kemudian di Kecamatan Salam, hujan abu terjadi di Desa Sucen dan Desa Kadiluwih..


Berdasarkan rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan potensi bahaya Gunung Marapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.


Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.


Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.


Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

No comments: