Saturday 14 August 2021

Kumpulan Photo Media Reuters Ketika Taliban terakhir memerintah Afghanistan

Kumpulan Photo Media Reuters Ketika Taliban terakhir memerintah Afghanistan

Kumpulan Photo Media Reuters Ketika Taliban terakhir memerintah Afghanistan


Anggota bersenjata gerakan mahasiswa Islam Taliban duduk di atas kendaraan militer saat mereka bersiap untuk menyerang ibukota provinsi Wardak, Maidan Shahr, di Afghanistan, Februari 1995. Taliban menguasai sebagian besar Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001.
Anggota bersenjata gerakan mahasiswa Islam Taliban duduk di atas kendaraan militer saat mereka bersiap untuk menyerang ibukota provinsi Wardak, Maidan Shahr, di Afghanistan, Februari 1995. Taliban menguasai sebagian besar Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001. REUTERS/Files


Pejuang milisi Taliban Islam berlatih di garis depan selatan Kabul menjelang serangan mereka terhadap ibu kota Afghanistan, Oktober 1995.
Pejuang milisi Taliban Islam berlatih di garis depan selatan Kabul menjelang serangan mereka terhadap ibu kota Afghanistan, Oktober 1995.
REUTERS/File


Tentara Afghanistan yang setia kepada Presiden Burhanuddin Rabbani saat mereka berusaha untuk menangkis serangan yang diluncurkan oleh milisi Taliban Islam di tepi selatan Kabul, Oktober 1995.REUTERS/File.
Tentara Afghanistan yang setia kepada Presiden Burhanuddin Rabbani saat mereka berusaha untuk menangkis serangan yang diluncurkan oleh milisi Taliban Islam di tepi selatan Kabul, Oktober 1995.
REUTERS/File.


Tentara Afghanistan yang setia kepada Presiden Burhanuddin Rabbani menikmati sinar matahari di bekas istana kerajaan Darul Aman yang hancur akibat perang di Kabul dengan sebuah tank digali saat artileri bersiap untuk menggempur posisi milisi pemberontak Taliban di sisi lain bukit, Januari 1996. REUTERS/File
Tentara Afghanistan yang setia kepada Presiden Burhanuddin Rabbani menikmati sinar matahari di bekas istana kerajaan Darul Aman yang hancur akibat perang di Kabul dengan sebuah tank digali saat artileri bersiap untuk menggempur posisi milisi pemberontak Taliban di sisi lain bukit, Januari 1996.
REUTERS/File


Seorang tentara Afghanistan yang setia kepada Presiden Burhanuddin Rabbani membawa senjata anti-pesawat saat dia mengawasi langit Kabul dari atas gunung yang menghadap ke kota, Februari 1996.REUTERS/File
Seorang tentara Afghanistan yang setia kepada Presiden Burhanuddin Rabbani membawa senjata anti-pesawat saat dia mengawasi langit Kabul dari atas gunung yang menghadap ke kota, Februari 1996.
REUTERS/File


Afghan refugees walk along the road fleeing fighting north of Kabul, October 1996.
Afghan refugees walk along the road fleeing fighting north of Kabul, October 1996.


Milisi Taliban menembakkan peluncur roket BM-12 yang dipasang di jeep menuju sebuah desa di utara Kabul, Oktober 1996. REUTERS/File
Milisi Taliban menembakkan peluncur roket BM-12 yang dipasang di jeep menuju sebuah desa di utara Kabul, Oktober 1996.
REUTERS/File


Seorang pejuang Taliban Afghanistan mencoba mengambil sepatu dengan senapan Kalachnikov di sebuah kebun binatang di Kabul, Oktober 1996. REUTERS/File
Seorang pejuang Taliban Afghanistan mencoba mengambil sepatu dengan senapan Kalachnikov di sebuah kebun binatang di Kabul, Oktober 1996.
REUTERS/File


Pejuang milisi Islam Taliban menyaksikan pegawai negeri sipil dan penduduk berbaris melalui ibu kota Afghanistan, Kabul, Oktober 1996. REUTERS/File
Pejuang milisi Islam Taliban menyaksikan pegawai negeri sipil dan penduduk berbaris melalui ibu kota Afghanistan, Kabul, Oktober 1996.
REUTERS/File


Seorang wanita Afghanistan mengenakan burkha berjalan melewati sebuah toko yang menjual burkha yang baru dibuat di ibukota Afghanistan, Oktober 1996. Taliban Islam, yang merebut Kabul tiga minggu lalu, mewajibkan wanita untuk sepenuhnya bercadar ketika meninggalkan rumah. REUTERS/File
Seorang wanita Afghanistan mengenakan burkha berjalan melewati sebuah toko yang menjual burkha yang baru dibuat di ibukota Afghanistan, Oktober 1996. Taliban Islam, yang merebut Kabul tiga minggu lalu, mewajibkan wanita untuk sepenuhnya bercadar ketika meninggalkan rumah.
REUTERS/File


Seorang pejuang Taliban Islam Afghanistan berdoa di samping senapan mesinnya saat senja di garis depan utara Kabul, November 1996. REUTERS/File
Seorang pejuang Taliban Islam Afghanistan berdoa di samping senapan mesinnya saat senja di garis depan utara Kabul, November 1996.
REUTERS/File


Patung Buddha raksasa yang menjulang setinggi 175 kaki yang dipahat di tebing sekitar 1500 tahun yang lalu di provinsi Bamiyan, Afghanistan tengah, terlihat setelah dihancurkan oleh Taliban, Maret 2001. Taliban mengumumkan bulan sebelumnya bahwa mereka akan menghancurkan semua patung di negara itu, meskipun ada seruan internasional untuk menyelamatkan masa lalu budaya Afghanistan yang kaya. REUTERS/File.
Patung Buddha raksasa yang menjulang setinggi 175 kaki yang dipahat di tebing sekitar 1500 tahun yang lalu di provinsi Bamiyan, Afghanistan tengah, terlihat setelah dihancurkan oleh Taliban, Maret 2001. Taliban mengumumkan bulan sebelumnya bahwa mereka akan menghancurkan semua patung di negara itu, meskipun ada seruan internasional untuk menyelamatkan masa lalu budaya Afghanistan yang kaya.
REUTERS/File


Seorang pejuang Taliban yang berkuasa duduk di atas puing-puing di depan salah satu patung Buddha yang dihancurkan di provinsi Bamiyan, Afghanistan tengah, Maret 2001. Taliban membutuhkan 20 hari untuk menghancurkan dua Buddha raksasa yang dipahat di tebing lebih dari 1.500 tahun yang lalu
.
Seorang pejuang Taliban yang berkuasa duduk di atas puing-puing di depan salah satu patung Buddha yang dihancurkan di provinsi Bamiyan, Afghanistan tengah, Maret 2001. Taliban membutuhkan 20 hari untuk menghancurkan dua Buddha raksasa yang dipahat di tebing lebih dari 1.500 tahun yang lalu
REUTERS/File


No comments: