Sunday 2 August 2020

Alasan Harga Emas Melesat Rp1 Juta di Tengah Ancaman Resesi

Alasan Harga Emas Melesat Rp1 Juta di Tengah Ancaman Resesi
Petugas menunjukkan sampel logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis, (23/7/2020). Usai cetak rekor ke posisi termahalnya di Rp 982 ribu, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Emas Antam) kembali turun Rp 5.000 menjadi Rp 977 ribu per gram pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)




Emas menjadi incaran saat laju ekonomi merosot. Bahkan, saat Indonesia dibayangi resesi pada tahun ini, permintaan emas melesat hingga harganya menembus Rp1 juta per gram. Mengapa emas menjadi incaran investor ?




Pekan lalu menjadi pekan yang menggembirakan bagi investor yang memiliki portofolio emas. Bagaimana tidak? Harga emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam tembus Rp1,02 juta per gram pada Selasa (28/7) lalu dan menjadi harga emas tertinggi sepanjang masa.


Kenaikan emas Antam ini sejalan dengan terbangnya harga emas global. Pada perdagangan spot, harga emas tercatat sebesar US$1.973,71 per troy ons.


Kenaikan harga logam mulia itu, membuatnya semakin dilirik sebagai instrumen investasi. Namun, sebelum memutuskan untuk menempatkan dana Anda pada emas, sebaiknya simak sejumlah tip dari perencana keuangan berikut.


Baca juga: Serangan Steve Bannon Terhadap Beijing Sebagai Proteksi Bill Gates Dan Faucy.


Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.


Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyarankan, para investor emas sebaiknya menunggu waktu yang tepat untuk menjual aset mereka. Meskipun nilai emas sekarang tinggi, tapi ada prediksi harganya bisa naik di atas level USD 1.950 per troy ounce.


"Untuk jual, ini kita tunggu dulu sebentar lagi, saat harga emas mendekati atau di atas level USD 1.950, nah, di situ saat yang tepat untuk menjual dimana bersamaan dengan bank sentral AS menggelontorkan stimulus dan menurunkan suku bunga negatif," ujar Ibrahim.


Menurut Ibrahim, sentimen harga emas lainnya, pekan depan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan mengumumkan pengguyuran stimulus sebesar USD 1 triliun untuk meningkatkan ekonomi negaranya, setelah sebelumnya pemerintah AS menggelontorkan USD 2 triliun yang akan jatuh tempo Juli ini.




Kemudian, ada juga prediksi The Fed akan menurunkan suku bunga negatif, melihat kondisi pandemi yang semakin membuat ekonomi AS terpuruk. Dilaporkan, kasus positif Covid-19 di AS sudah melampaui 4,3 juta kasus.


"Anggaplah tertinggi di level USD 1.970. Tinggal dibagi 31,1. Anggap saja rupiah itu Rp 14.600 (per USD), tinggal dikalikan saja ditambah ongkos Rp 100 ribu hasilnya kira-kira Rp 1,248 juta," jelas Ibrahim.


Ibrahim bilang, kira-kira hari Selasa atau Rabu pekan depan, harga emas bakal mencapai puncak tertingginya, terutama setelah Idul Adha.


"Setelah itu harga akan berangsur normal, kalau sudah normal baru boleh beli," pungkasnya.






















Update kasus virus corona ditiap negara




No comments: