Thursday 20 August 2020

Ini bukti Permulaan keterlibatan WHO dengan Bill Gates Merancang sebuah Pandemi

Ini bukti Permulaan keterlibatan WHO dengan Bill Gates Merancang sebuah Pandemi

Ini bukti Permulaan keterlibatan WHO dengan Bill Gates Merancang sebuah Pandemi



FILE PHOTO: A logo is pictured on the headquarters of the World Health Organization (WHO) ahead of a meeting of the Emergency Committee on the novel coronavirus (2019-nCoV) in Geneva, Switzerland, January 30, 2020.






Awalnya pada bulan Desember 2019 terjadi infeksi virus corona di Wuhan, sebelumnya pada bulan 18 Oktober 2019 banyak prajurit AS berada di Wuhan dalam rangka mengikuti Olimpiade Militer. Berita tentang ini media bbc, cnn dan cnbc menghapus.




Dan dibawah ini situasi berita pada bulan Maret 2019 yang dipublikasikan www.insidethegames.biz :


More athletes have revealed that they fell ill during the Military World Games in October when the Chinese city of Wuhan hosted the event months before the COVID-19 outbreak.


Taking place in October, the allegations came two months before the first identification of COVID-19 by China.


Close to 10,000 competitors competed at the Games from over 100 countries during the nine-day event.


Speaking to the Mail on Sunday, German volleyball player Jacqueline Brock alleged that she got COVID-19 despite no cases being reported until December.


She said: "After a few days, some athletes from my team got ill, I got sick in the last two days.


"I have never felt so sick, either it was a very bad cold or COVID-19, I think it was COVID-19."


It comes after French pentathlete Elodie Clouvel claimed she and her partner Valentin Belaud contracted the virus at the Games.


Italian fencer Matteo Tagliarol also said everyone in his apartment in the city fell ill with symptoms "that looked like those of COVID-19".


Luxembourg triathlete Oliver Gorges said he fell ill with a flu and is now to undergo an antibody test this week to see if he has COVID-19.







Baca juga: Serangan Steve Bannon Terhadap Beijing Sebagai Proteksi Bill Gates Dan Faucy.


Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.




Namun pada bulan Oktober sampai dengan November 2019 tidak ada berita tentang situasi seperti itu, kemungkinannya karena saat itu belum muncul kehebohan virus corona di pasar Wuhan bulan Desember 2019.


Ketika memasuki bulan Maret 2020, diumumkan oleh WHO virus corona sebagai Pandemi, disaat bersamaan semua jaringan media seperti WhatsApp-penelusuran Google sudah jadi sempurna menambahkan fitur WHO. Dan sebagai programmer, membuat tambahan seperti tidak mungkin bisa dikerjakan secara singkat. Itu dibutuhkan satu sampai dengan dua bulan.


Jadi pengumuman Pandemi ini setelah mereka sudah yakin semua perangkat sudah siap untuk menguasai monitoring di semua negara, termasuk situs worldameter dan john hopkins dibawah bendera bill gates.


Di bulan sebelumnya pada 25 Februari 2020 WHO merekomendasikan Remdesivir dari GILEAD (bill gates) untuk obat virus corona. Dan pada bulan itu belum banyak yang tahu WHO didominasi pendanaannya dari bill gates. Dan ini informasinya yang dipublikasikan dibulan Februari 2020. Yang dpublikasikan oleh www.pharmaceutical-technology.com


WHO: Gilead Sciences Drug May Help Treat Coronavirus Symptoms



FOSTER CITY (CBS SF) — Shares of Foster City-based biotech firm Gilead Sciences rose 3% Monday after an official from the World Health Organization said that Gilead’s drug remdesivir is showing signs that it may be able to help treat the deadly coronavirus.


Gilead Sciences was the top performing stock in the S&P 500 and was just one of two stocks in the Nasdaq-100 that was trading higher on Monday, a day when the Dow plunged more than 1,000 points due to fears about the disease spreading to Italy, South Korea and Iran.


Perkembangan situasi ternyata tidak sesuai yang diharapkan WHO dan bill gates, orang Eropa dan Amerika mulai menelusuri jejak bill gates. Dan kemudian di bulan berikutnya muncul tuduhan virus corona adalah konspirasi bill gates untuk menguasai manusia melalui chipsnya.


Untuk membuat counter, digunakan bbc - cnn dan semua media utama untuk menyatakan pernyataan itu sebagai hoax. Dan karena situasi sudah hampir terbongkar kemudian WHO mengubah pernyataannya tentang remdesivir untuk kembali mencoba menjauhkan jejak. Reuters mempublikasikan pernyataan WHO teesebut.


WHO declines comment on remdesivir in COVID-19, hopes for best



(Reuters) - A top World Health Organization official declined comment on Wednesday on reports that Gilead Science's remdesivir could help treat COVID-19, the respiratory disease caused by the novel coronavirus, but said that further data was needed....


Setelàh mereka sudah merasa yakin semua dapat dipengaruhi lagi menurut maunya WHO. Kemudian WHO pada bulan berikutnya, Juli 2020, membuat pernyatan yang sama lagi dengan menyebutkan remdesivir direkomendasikan.




Hal lain keberhasilan membuat vaksin covid-19 dari moderna yang dikritik oleh ilmuwan - ilmuwan AS di komentari positif oleh WHO. Moderna ini usianya sangat muda dibanding perusahaan farmasi yang top ternama yang menimbulkan pertanyaan para Ilmuwan virology AS. Dibelakang Moderna itu faucy (NIH).


Sedangkan keberhasilan Rusia membuat vaksin sputnik v tidak ada komentar apapun dari WHO. Sebaliknya semua media yang berafiliasi bill gates memberitakan tentang virus sputnik v dengan tambah 'masih diragukan'.


Keberpihakan sikap WHO yang timpang ini memperkuat jika virus corona ini adalah rekayasa.

No comments: