Informasi data Kementerian Kesehatan yang dikeluarkan pada hari Jumat, 14 Agustus 2020, tercatat ada penambahan kasus sebanyak 2.307 kasus. Bahkan semakin banyak yang terdeteksi ini akan menjadi lebih baik dalam penanganan penyebaran lebih luas lagi.
Hal yang salah adalah munculnya positif dan meningkatkan jumlah positif disikapi dengan kekhawatiran dan dan ketakutan. Karena ini akan berujung salah dalam penanganan penyebaran virus lebih luas lagi.
Semakin banyak tes yang dilakukan akan semakin lebih baik, satu segi dalam proses pemulihan dan segi yang lain dalam pengambilan keputusan yang tepat, terutama menentukan pelacakan penyebaran virus.
Sejauh ini, terjadinya peningkatan jumlah kasus oleh karena pergerakan virus yang tidak terdeteksi secara keseluruhan. Karena virus covid-19 secara umum penularan melalui orang ke orang lewat udara. Dan yang kita tahu pergerakan lalulintas orang itu dalam aktivitasnya sangat massive.
Jika penambahan kasus virus ditanggapi secara negatif ini akan mempersulit membendung penyebaran virus.
Baca juga: Serangan Steve Bannon Terhadap Beijing Sebagai Proteksi Bill Gates Dan Faucy.
Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.
Saat ini dan kemarin - kemarin tidaklah cukup dengan himbauan dan denda dalam mempersempit ruang gerak virus. Apa yang dilakukan Gubernur Sumatera Barat dan DKI cukup baik. Terus melakukan tes, memang kemungkinan besarnya akan bertambah, namun ini baik, karena tidak pada ujungnya tidak ada satupun yang tidak teridentifikasi, lolos dalam penanganan awal.
Selama ini sikap kitalah yang salah dalam melihat angka jumlah kasus yang membuat jumlah kasus covid-19 terus bermunculan. Banyak yang tidak terdeteksi dari orang yang terinfeksi namun memiliki cukup kekebalan dalam istilah kemarin non reaktid atau tidak ada gejala.
Hal lain tidak terjebak oleh informasi dari luar, terutama statement dari WHO. Negara ini harus bisa mandiri menghadapi kasus covid-19 ini. Banyak para ahli yang bisa dilibatkan untuk melakukan identifikasi dan pelacakan, namun dengan cara yang persuasif tidak membikin ketakutan di masyarakat.
Dan jangan pula disikapi negatif terhadap sikap masyarakat yang abai terhadap bahaya covid-19. Itu adalah realita, bukan malah diintimidasi. Realita inilah kita harus mampu menjawabnya. Seperti anak -anak yang meronta saat dibawa yang dia tidak sukai, dengan bahasa yang lembut dan santun anak - anak pun akan mengikuti.
Jadi bersikaplah dewasa jangan seperti anak - anak jika anda ingin jadi pemimpin.
No comments:
Post a Comment