Saturday, 20 February 2021

Banjir Jatipadang Jaksel Dinilai Terparah, 701 KK Terdampak

Banjir Jatipadang Jaksel Dinilai Terparah, 701 KK Terdampak

Banjir Jatipadang Jaksel Dinilai Terparah, 701 KK Terdampak












Banjir Jakarta, rumah terendam banjir di wilayah Jatipadang./Pikiran Rakyat/Amir Faisol










Ketua Rukun Warga 06 Kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Syarifuddin mengatakan banjir merendam sejumlah rumah yang dihuni 701 kepala keluarga (KK) di wilayahnya sejak Sabtu dini hari, 20/02/2021.




Syarifuddin menyatakan banjir kali ini menjadi yang terparah, bahkan dibanding awal 2020 lalu, saat sebagian besar wilayah Jabodetabek tenggelam.


"Dan ini yang terparah. Terparah ini. Awal 2020 enggak terlalu," kata Syarif, pada hari Sabtu, 20/02/2021.


Mengingat situasi yang masih pandemi Covid-19, upaya yang dilakukan di posko pengungsian saat ini sangat terbatas.


Baca juga: Fakta Keterkaitan Tedros Adhanom, Faucy dan Bill Gates mengungkapkan: kesehatan dunia selama bertahun-tahun bergantung pada kepentingan mereka.


Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.


Belum ada proses pemeriksaan. Namun demikian warga diimbau untuk terus mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker medis.


"Enggak ada. Cuma masker saja. 700 terdiri dari anak kecil hingga lansia," kata Arif Syarifuddin saat dihubungi, Sabtu, 20 Februari 2021.


Ketua RW 6 Arif Syarifuddin menyampaikan, ada sekitar 700 Kepala Keluarga yang harus mengungsi akibat banjir yang terjadi sejak dini hari tadi.


Selanjutnya, 700 KK diungsikan di lima posko di antaranya Masjid Ar Ridwan di RW 9, Hayatul Islam di RT 13/RW 6, Mushola An Nur RT 4/RW 6, Mushola Sabili di RT 3/RW 6.


Kondisi itu, menurut dia, bertambah parah akibat curah hujan yang tinggi sejak beberapa hari terakhir terutama pada Jumat (19/2) malam.




"Kemungkinan karena curah hujan di Depok deres, ya, bendungan yang di Setu [Babakan] dibuka. Ditambah, hujannya luar biasa gede," kata dia.


Banjir merendam sejumlah wilayah di Jakarta pada Sabtu, 20 Februari 2020. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)


Syarif mengatakan ketinggian air sempat mencapai puncak pada Sabtu (20/2) pagi hingga ketinggian hampir dua meter dan menenggelamkan sebagian besar rumah warga.


Hingga saat ini, katanya, ketinggian air relatif mulai turun meski belum sepenuhnya surut. Namun, Syarif mengingatkan banjir akan kembali naik jika hujan terus turun dalam waktu dekat.


"Semalam, jam 01.00 malam, itu sudah mulai tingginya langsung aja dia, enggak basa-basi lagi. Langsung tinggi dia," ujarnya.


Syarif mengatakan sebagian besar warga korban banjir saat ini tersebar di lima titik pengungsian tak jauh dari lokasi. Mereka umummya berada di masjid dan musala.


Banjir Jatipadang sebelumnya telah menewaskan seorang warga berusia 67 tahun. Sutarmo, nama warga tersebut ditemukan tewas tergenang di atas banjir di kediamannya sekitar pukul 07.00 WIB.


Syarif menduga Sutarmo tewas akibat tenggelam dan terlambat menerima pertolongan pertama, akibat terkunci di dalam rumah.

No comments: