Laga Grandprix MotoGP Alvagre Portugal memakan banyak korban mulai dari moto3 moto2 dan motoGP. Sirkuit ini tidak layak untuk ajang balapan, arenanya hanya akan memjadi mimpi buruk untuk banyak pembalap.
Aktivitas salah satu sekolah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) lumpuh setelah diterjang banjir bercampur lumpur. Padahal semestinya pada Senin (8/11/2021) adalah jadwal kelas 7 untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka atau PTM.
SMPN 3 Saguling yang berada di Desa Bojongheulang, Kecamatan Saguling, Bandung Barat itu diterjang banjir disertai lumpur pada Sabtu (6/11/2021). Banjir tersebut merangsek ke sejumlah ruangan di sekolah tersebut.
Hingga Senin (8/11/2021), para guru, siswa dibantu relawan masih disibukan untuk membersihkan lumpur yang cukup tebal, yang memenuhi ruang guru, kantor, kepala sekolah, hingga labolatorium.
"Iya enggak sekolah, kan sekolahnya masih dibersihin. Harusnya jadwal PTM hari ini," kata Rizki (13), siswa kelas 7 SMPN 3 Saguling.
Banjir bandang bercampur lumpur itu tak hanya berdampak terhadap sejumlah ruangan SMPN 3 Saguling. Tapi juga merusak perlengkapan sekolah yang biasanya digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Seperti buku, infokus, printer hingga perlengkapan lainnya.
"Kalau buku pelajaran ada sekitar 50 yang rusak kena air sama lumpur. Terus ada 1 infokus sama printer, terus meja, kursi," terang Sri Handayani, salah seorang guru SMPN 3 Saguling.
Dikatakannya, meski aktivitas sekolah lumpuh, namun para siswa tetap mendapatkan pembelajaran secara daring atau online.
"Harusnya hari ini jadwal PTM itu kalau tidak salah kelas 7. Jadi semuanya dialihkan secara online dulu," ujar Sri.
Menurtunya, banjir bercampur lumpur kali ini sangat parah. Pasalnya, baru kali ini sekolah tersebut harus menghentikan aktivitasnya akibat bencana alam.
"Paling parah kali ini. Lumpur nya ada sekitar sebetis orang dewasa, kalau airnya ada sepinggang," pungkasnya.
Kepala Desa Bojongheulang, Aan Suntara mengatakan, banjir bercampur lumpur yang menerjang sekolah itu disebabkan hujan deras yang mengguyur yang membuat aliran air dan tanah dari Bukit Ekek langsung merangsek ke area sekolah.
"Ini kan musim tanam, Bukit Ekek biasanya ditanami terus erosi. Ada hujan besar, langsung tergerus kebawa air," ungkap Aan.
Selain sekolah, hujan deras yang mengguyur membuat puluhan rumah di wilayahnya sempat terdampak. Namun tidak terlalu parah seperti SMPN 3 Saguling.
"Sekolah ini yang paling parah. Kalau rumah-rumah udah ditangani sama warga," katanya.
No comments:
Post a Comment