Badai di Kupang Warga hanya bisa berdoa
Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kelurahan Kuanino, Kota Kupang , berlangsung sehari semalam. Warga pun dibuat ketakutan. Apalagi, listrik di sejumlah wilayah juga ikut padam.
Dewi, warga RT14/03, Kuanino, Kota Kupang menceritakan, ngerinya badai yang terjadi. Di tengah cuaca ekstrem itu, keluarganya di rumah hanya bisa berdoa. Semoga Tuhan menjauhkan mereka dari bahaya yang mengancam.
Dewi, warga RT14/03, Kuanino, Kota Kupang menceritakan, ngerinya badai yang terjadi. Di tengah cuaca ekstrem itu, keluarganya di rumah hanya bisa berdoa. Semoga Tuhan menjauhkan mereka dari bahaya yang mengancam.
Dia melanjutkan, saat ini lokasi di lingkungannya gelap. Listrik padam, dan genangan air semakin tinggi. Warga juga sudah mulai mengungsi ke pokso pengungsian. Namun, ada juga warga yang memilih tetap bertahan di rumahnya.
"Listrik padam wak. Satu RT kena, sekitar belasan rumah wak. Signal radarada susah. Situasi sekarang masih hujan, warga sudah dievakuasi ke posko-posko. Cuman beberapa yang masih di rumah," ungkapnya.
Kondisi banjir, dan listrik mati ini masih ditambah dengan banyaknya pohon tumbang di jalan dan yang menimpa rumah warga. "Hujan belum reda dan banyak pohon tumbang. Sejak sore, masih hujan,” pungkasnya.
Angin kencang yang melanda wilayah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan sejumlah fasilitas umum rusak juga menerjang, Kantor Gubernur NTT yang terletak di Jalan El Tari, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Plafon yang berada persis di bagian depan gedung yang konstruksinya meniru alat musik Sasando itu roboh sebagian.
Kepala Biro Umum Setda NTT, George Hadjoh mengatakan, plafon itu roboh akibat badai yang berlangsung dari siang hingga sore.
"Bukan hanya plafon yang roboh, tapi air juga masuk di lobi lantai satu dan lantai dua," ujar George kepada Kompas.com, Minggu malam, 04/0/2021.
No comments:
Post a Comment