Wednesday 21 April 2021

Bantuan 1 kg beras, sebungkus mi instan, dan sebutir telur - Korban Bencana NTT: Kami Bersyukur tapi Ini Lucu

Bantuan 1 kg beras, sebungkus mi instan, dan sebutir telur - Korban Bencana NTT: Kami Bersyukur tapi Ini Lucu

Bantuan 1 kg beras, sebungkus mi instan, dan sebutir telur - Korban Bencana NTT: Kami Bersyukur tapi Ini Lucu
















Bantuan berupa satu butir telur, sebungkus mie instan dan beras sekilo yang diperoleh Meidel Amtiran (46), warga RT 007 RW 004 Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, NTT dari pemerintah setempat










Warga Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menerima bantuan bencana dari pemerintah setempat.




Warga Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menerima bantuan bencana dari pemerintah setempat. Namun, mereka tak habis pikir setelah melihat bantuan yang didapat.


Pasalnya, bantuan itu berisi satu kilogram beras, satu butir telur, dan sebungkus mi instan.


Warga RT 29, RW 14, Desa Merbaun, Yuli Bureni mengatakan, dirinya menerima bantuan itu di rumah ketua RT pada Jumat (16/4/2021).


Baca juga: Pagi Ini Api Membesar Kembali - kebakaran Gunung Putri.


Baca juga: 24 jam lebih petugas tangani kebakaran di Gunungputri Bogor.


"Ini bantuan aneh. Kami merasa seperti diolok-olok oleh pemerintah dengan bantuan beras satu kilo dan telur sebutir ditambah mie satu bungkus," kata Yuli Bureni saat dikonfirmasi, pada hari Selasa, 20/04/2021.


Bureni mengaku telah menerima bantuan dari pihak lain beberapa waktu lalu. Jumlah yang diterima lebih banyak dari bantuan pemerintah tersebut.


"Biar kami dapat bantuan sedikit pun kami bersyukur. Tapi ini bantuan satu butir telur kami rasa sangat lucu," kata Bureni sembari tertawa.


Sementara itu, warga RT 7, RW 4, Kelurahan Teunbaun, Meidel Amtiran menerima bantuan itu pada hari Sabtu, 17/04/2021.


Bantuan berisi satu kilogram beras, sebutir telur, dan satu bungkus mi instan itu, disalurkan RT setempat.




"Bantuannya masih saya simpan sampai sekarang," kata Amtiran saat dihubungi Kompas.com.


Amtiran merupakan salah satu korban bencana badai seroja. Rumahnya rusak berat tertimpa pohon beringin akibat badi pada Minggu (4/4/2021).


Amtiran telah memperbaiki rumahnya yang rusak itu dengan meminta bantuan kepada sejumlah saudara di Kota Kupang.


Sementara bantuan pemerintah itu baru diterima sekitar dua pekan setelah bencana.


"Kami masyarakat yang kena musibah langsung di sini bingung dengan pemberian bantuan model begini. Kami tidak habis pikir kok bisa ada bantuan yang model begini padahal bencana besar sekali," ungkap Amtiran.


Bantuan itu, kata Amtiran, diperoleh dari Ketua RT yang mendatangi rumahnya. Meski begitu, Amtiran tetap bersyukur bisa selamat dari bencana alam tersebut.


Baca juga: Kebakaran Hebat di Jalan Raya Bojongnangka Gunung Putri.


"Bantuan ini, kami anggap sebuah lelucon. Ini kata kasarnya sudah hina kami. Walau kami diterpa bencana seperti ini, tapi kami masih ada pisang, kelapa ubi yang nilainya masih lebih tinggi dari bantuan pemerintah," kata Amtiran.


Amtiran mengunggah bantuan itu di media sosial Facebook dengan akun Ken Adolof. Tujuannya, agar masyarakat bisa menilai bantuan dari pemerintah itu.


Unggahan itu juga menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dari tingkat bawah hingga pusat.


"Menurut kami, kalau bantuan yang sifatnya tanggap darurat baru diberikan setelah dua minggu kami anggap itu tidak ada guna lagi," katanya kesal.


"Bantuan ini tentu tidak memberi dampak apa-apa. Malah kami mengganggap ini sebagai bentuk penghinaan, karena seburuk-buruknya kondisi ekonomi, di sini kita makan dan minum bisa cari sendiri," sambungnya.


Amtiran berharap, pemerintah daerah mulai dari tingkat desa, camat, hingga kabupaten, bisa memperbaiki pola penanganan bencana, sehingga bisa membedakan tanggap darurat dan rehabilitasi.



Tanggapan Camat



Camat Amarasi Barat Kornelis Nenoharan mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan bantuan kepada masyarakat dalam dua tahap.


"Kami distribusikan bantuan untuk warga korban bencana di enam desa dan satu kelurahan," kata Kornelis.


Lalu, bantuan tahap kedua diberikan pada hari Sabtu, 17/04/2021.




Bantuan itu berupa 2.500 kilogram beras, satu unit genset, 30 buah matras, 16 kilogram gula pasir, 20 kaleng ikan kalengan, satu buat tandon berukuran 750 liter, 50 saset wilpet, 50 bungkus masker, 50 kardus mi instan, 10 kilogram gula pasir, lima kardus air mineral ukuran 1,5 liter.


"Jadi kami bagikan bantuan itu secara merata. Kepala desa dan lurah tentu akan secara bijaksana membagi sesuai tingkat kerusakan rumah setiap warga," kata Kornelis.


Kornelis menilai, jika bantuan dibagi rata, tak mungkin warga hanya mendapat satu kilogram beras. Setidaknya, setiap kepala keluarga mendapat hampir dua kilogram beras.


Sedangkan jumlah telur dan mi instan memang tidak cukup.


"Artinya semua bantuan itu kami distribusikan secara merata kepada masyarakat. Meskipun hanya satu butir atau satu bungkus asal sampai ke orangnya," kata Kornelis

No comments: