IPB University melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bersama Himpunan Profesi REESA dari Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan (ESL) menggelar seminar membahas pengembangan lumbung padi organik di Tanggamus, Lampung.
"Kami juga bekerja sama dengan Kabupaten Tanggamus untuk melakukan KKN tematik secara offline. Mohon support dan kerjasamanya terkait program. Harapan program ini, menjadikan Kabupaten Tanggamus menjadi lumbung padi organik di Indonesia," ujar Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University Ahyar Ismail dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Ahyar mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu wujud sinergitas dua unit kerja di IPB University dalam rangka pengembangan desa berdaya.
Sementara itu, Wakil Kepala LPPM IPB University Bidang Pengabdian kepada Masyarakat Sofyan Sjaf menyatakan pembentukan lumbung padi Indonesia mesti didorong dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan.
IPB University akan menggunakan Data Desa Presisi (DDP) sebagai basis karena tingkat akurasi dan ketepatan tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa yang sesungguhnya.
"Kami harap, untuk ke depannya, program bisa berjalan dengan berbasiskan Data Desa Presisi sehingga seluruh program dapat tepat sasaran dan sesuai dengan pengembangan Sustainable Development Goals (SDGs)," kata dia.
Menurut dia, realisasi lumbung padi organik tersebut merupakan bagian dari pencapaian kesejahteraan sosial dan pembangunan manusia pedesaan yang diemban dalam Unit Data Presisi (UDP) LPPM IPB University.
"Melalui Merdesa Super apps, bisa dikeluarkan output SDGs hanya dalam beberapa detik saja. Hasil DDP kini sepenuhnya bisa membantu pemerintah dalam menentukan arah pembangunan sesuai dengan SDGs dan SDGs Desa," katanya.
Sofyan optimistis kerja sama antara Departemen ESL dengan LPPM IPB University bisa saling bersinergi dalam membangun negeri, terutama melalui program-program tingkat desa dalam bidang ekonomi dan sumberdaya lingkungan.
Data Desa Presisi IPB University hadir untuk menjadi solusi dengan memberikan tiga jenis data yakni data spasial, numerik dan sosial, yang sudah dikembangkan ke dalam bentuk data SDGs Desa. Data ini yang nantinya bisa diimplementasikan ke dalam program pengabdian masyarakat.
"Bukan hanya di Kabupaten Tanggamus tapi juga di seluruh pelosok negeri," katanya.
No comments:
Post a Comment