Wednesday, 23 June 2021

Korut Krisis Pangan, Kopi dan Teh Dijual Rp1 Juta Lebih

Korut Krisis Pangan, Kopi dan Teh Dijual Rp1 Juta Lebih

Korut Krisis Pangan, Kopi dan Teh Dijual Rp1 Juta Lebih










1 kilogram pisang dijual seharga $45 (sekitar Rs 3.335), sebungkus teh hitam seharga $70 (sekitar Rs 5.190) dan sebungkus kopi seharga $100 (Rs 7.414).


















Korea Utara sedang menghadapi krisis pangan yang parah dengan harga komoditas penting yang melonjak tinggi. Dalam pertemuan komite pusat partai yang berkuasa di negara itu, pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengatakan situasi pangan "krisis", menurut kantor berita KCNA.




"Situasi pangan masyarakat sekarang semakin tegang karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produksi biji-bijian karena kerusakan akibat topan tahun lalu," kata Kim.


Sesuai laporan, harga bahan makanan penting telah meroket di ibukota negara Pyongyang, dengan satu kg pisang dijual seharga $45 (sekitar Rs 3.335), sebungkus teh hitam seharga $70 (sekitar Rs 5.190) dan sebungkus kopi seharga $100 (Rp 7.414).


Dalam pertemuan itu, Kim meminta pekerja partai bekerja untuk mengatasi kekurangan pangan. Namun, tidak jelas bagaimana Korea Utara dapat dengan cepat mengatasi masalah ini karena perbatasan negara itu tetap ditutup karena pembatasan COVID-19.


Sesuai laporan baru-baru ini oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Korea Utara kekurangan 8.60.000 ton makanan.


Sementara Korea Utara belum secara resmi mengkonfirmasi kasus COVID-19, ia telah memberlakukan tindakan anti-virus yang ketat termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik. Negara ini bergantung pada China untuk banyak barang yang tidak dapat diproduksinya, termasuk makanan dan bahan bakar.


Para ahli mengatakan harga beras dan bahan bakar relatif stabil tetapi bahan pokok impor seperti gula, minyak kedelai dan harga tepung merangkak naik.


Biaya yang terkait dengan beberapa bahan pokok yang diproduksi secara lokal juga melonjak dalam beberapa bulan terakhir


Penduduk mengatakan harga kentang naik tiga kali lipat di pasar Tongil.


Warga juga mengungkapkan barang-barang non pokok seperti sebungkus kecil teh hitam dapat dijual dengan harga sekitar $70 atau atau sekitar Rp1 juta.


Sementara sebungkus kopi dapat dijual lebih dari $100 atau sekitar Rp1,5 juta.


Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) baru-baru ini memperkirakan Korea Utara kekurangan sekitar 860.000 ton makanan, atau setara dengan lebih dari dua bulan pasokan nasional. Situasi cukup serius pada April lalu.


Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, mengakui situasi pangan di negaranya kian sulit akibat pandemi Covid-19 dan topan yang melanda tahun lalu.


"Situasi pangan rakyat semakin sulit karena sektor agrikultur gagal memenuhi rencana produksi gandum, dampak kerusakan akibat topan tahun lalu," ujar Kim dalam rapat dengan komite pusat Partai Buruh, seperti dikutip kantor media pemerintah Korut, KCNA, pekan lalu.




Kim pun berjanji akan mengerahkan segala upaya di bidang pertanian tahun ini. Dia juga akan membicarakan berbagai cara untuk menangani dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor pangan.


Dia memerintahkan jajarannya mempelajari langkah antisipasi guna meminimalkan dampak bencana, berkaca dari yang terjadi tahun lalu.


Kim menyatakan bahwa pandemi Covid-19 membuat pemerintah harus meningkatkan upaya dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan bagi rakyat Korut.


Meski demikian, Kim mengklaim secara keseluruhan, perekonomian Korut meningkat dalam paruh pertama 2021 dengan total hasil industri meningkat 25 persen dari tahun lalu.


Di akhir rapatnya dengan komite pusat Partai Pekerja, Kim menegaskan bahwa pemerintah harus berupaya sekeras mungkin untuk memenuhi target rencana perekonomian lima tahun yang sudah dirancang.

No comments: