Massa dari berbagai organisasi dan kampus di Kendari, Sulawesi Tenggara, yang sedari pagi berdemonstrasi menolak kedatangan tenaga kerja asing (TKA) China, di persimpangan Bandara Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan akhirnya terlibat bentrok dengan aparat keamanan.
Bentrok pecah sekitar pukul 21.50 WITA. Massa yang membakar ban dan memblokade jalan menuju Bandara Haluoleo dihambur aparat dengan menggunakan water canon. Akibatnya, pengeras suara yang digunakan demonstran tidak bisa berfungsi dengan baik
Massa kemudian membalas dengan melemparkan kayu dan batu. Hingga saat ini, polisi terus memaksa massa untuk mundur dan menjauh dari persimpangan Bandara Haluoleo Kendari.
TKA China gelombang kedua dijadwalkan tiba di Bandara Haluoleo malam ini. Ribuan aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP mengamankan bandara.
Baca juga: Tips Beraktivitas Di New Normal.
Baca juga: Jam Kerja 2 Sif Jakarta, Berikut Aturan Yang Harus Dipatuhi.
Bandara dijaga ketat oleh personel dari TNI AU. Saat kedatangan 156 TKA pada gelombang pertama, 23 Juni lalu, jurnalis bisa masuk area Bandara Haluoleo setelah mengikuti rombongan Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh.
Pada gelombang kedua ini, Ketua DPRD Sultra tidak lagi melakukan inspeksi mendadak (sidak). Wartawan pun tak diberi akses oleh TNI untuk masuk liputan.
Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Haluoleo Kendari Kolonel Pnb Muzafar menyatakan, untuk sementara Bandara Haluoleo ditutup.
"Maaf mas sementara kami tutup dulu Ksatrian kami.. mohon pengertiannya yah Mas," kata Danlanud lewat pesan WhatsApp kepada CNNIndonesia.com.
Muzafar tidak menjelaskan alasan penutupan akses ke Bandara untuk jurnalis jelang kedatangan TKA China.
"Bukan juga sih (terkait TKA China). Kita lagi ada latihan di Ksatrian," tuturnya.
No comments:
Post a Comment