Tuesday 2 February 2021

Ridwan Kamil : Kasus Covid-19 di Jabar Turun

Ridwan Kamil : Kasus Covid-19 di Jabar Turun

Ridwan Kamil : Kasus Covid-19 di Jabar Turun
























Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan bahwa, kasus Covid-19 di Jabar turun. Menurut Kang Emil, lonjakan kasus berdasarkan data sepekan terakhir, merupakan kasus lama. Hal ini disampaikan Usai rapat koordinasi di Mapolda Jabar, pada hari Selasa, 02/02/2021.




"Izin saya meng-update situasi penanganan Covid di Jabar, indikator di Jabar yang tadi diumumkan itu rata-rata membaik ya. Jadi gambar ini menunjukkan kasus harian yang dilaporkan itu, tapi yang ditetapkan oleh lab itu sebenarnya sudah turun, artinya apa? Artinya, kasus yang disebut meningkat itu banyak sekali kasus lama. Paham ya," kata pria yang akrab disapa Emil tersebut.

Indikator turun menurut Kang Emil ini, rata-rata membaik ya. Jadi gambar ini menunjukkan kasus harian yang dilaporkan itu banyak sekali kasus lama.


menyebutkan kasus Covid-19 di Jabar melonjak, mencapai 3.300 kasus. Padahal sebagian di antaranya merupakan kasus lama.


Baca juga: Fakta Keterkaitan Tedros Adhanom, Faucy dan Bill Gates mengungkapkan: kesehatan dunia selama bertahun-tahun bergantung pada kepentingan mereka.


Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.


"Minggu lalu, 3.300 kasus, heboh. Padahal 1.900-nya kasus lama. Yang kasus baru hanya 1.200. Yang ditetapkan oleh lab (laboratorium), sebenarnya sudah turun. Artinya apa? Artinya, kasus yang disebut meningkat itu kasus lama. Paham ya," kata Kang Emil, seusai rakor Covid-19 di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, pada hari Selasa, 02/02/2021.


Indikator lain, ujar Kang Emil, ditunjukkan oleh data tingkat keterisian atau okupansi ruang isolasi di rumah sakit. Tingkat keterisian telah menurun di bawah 70 persen, menjadi 69 persen.


"Logikanya kalau kasus naik gitu dan heboh, kan berita rumah sakit juga nggak bisa dibohongi. Berarti penuh dengan orang-orang yang baru sakit. Maka ruang perawatan isolasi penuh. Logikanya seiring dengan naiknya kasus aktif harian. Ini kan enggak," ujarnya.


Kang Emil menuturkan dilaporkan kasus harian di Jabar naik. Tetapi, tingkat okupansi ruang isolasi di rumah sakit justru menurun.





"Kan nggak nyambung. Berarti yang betul kasus di Jabar secara realita penetapan lab itu sudah cenderung menurun," tutur Kang Emil.


Pemprov Jabar, kata Gubernur Jabar, bertekad menekan tingkat keterisian ruang isolasi sesuai standar WHO sebesar 60 persen. Tingkat okupansi ruang isolasi di rumah sakit di Jabar sempat menyentuh angka 80 persen.


"Sekarang 69 persen. Kami bertekad (okupansi ruang isolasi di) rumah sakit Jabar turun menjadi 60 persen. Kalau standar pusat kan 70 ya kritisnya dan WHO 60. Kami (Jabar) sudah berada di bawah standar pusat. Alhamdulillah. Tapi saya akan push seminggu atau dua minggu ini supaya keterisian (ruang isolasi di RS) di bawah 60," ucap Gubernur Jabar.


Emil juga menyinggung soal Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dinilainya terdapat kekurangan.


Minggu lalu, 3.300 kasus heboh, padahal 1.900-nya kasus lama, yang kasus barunya 1.200. Nah ini mohon jangan menilai PPKM hanya dari kasus aktif, itu poin saya karena kasus aktif mengandung data yang kurang akurat," ucap Emil.


"Tapi kalau PPKM diukur dari dimensi lain, saya ingin sampaikan, yang masih kurang di PPKM adalah indeks mobilitas. Itu memang menurun, tapi tidak menurun seperti ketika PSBB. Nah itu yang kita akan terus evaluasi," kata Emil.




No comments: