Sunday, 17 October 2021

Ada 4 Faktor Penyebab Gempa Bali Tergolong Lemah tapi Mematikan

Ada 4 Faktor Penyebab Gempa Bali Tergolong Lemah tapi Mematikan

Ada 4 Faktor Penyebab Gempa Bali Tergolong Lemah tapi Mematikan


Seorang pria terlihat di antara bangunan candi yang rusak setelah gempa berkekuatan 4,8 melanda timur laut Karangasem di Bali pada hari Sabtu [Fikri Yusuf/Antara via Reuters]








Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, menjelaskan dampak tak terduga dari gempa Bali ini. Gempa itu terukur berkekuatan Magnitudo 4,8 tapi ternyata menyebabkan kerusakan yang tidak ringan.






Menurut Daryono, faktor pertama yang menerangkan gempa kecil itu bisa merusak, , adalah karena kedalaman pusat gempa darat yang tergolong dangkal, yakni 10 kilometer. Lalu ada faktor bangunan yang disebutnya di bawah standar.


Faktor ketiga, Daryono mengatakan, efek tanah lunak endapan lahar yang mengamplifikasi guncangan gempa yang berpusat di antara dua gunung api, Batur dan Agung, tersebut. BMKG melaporkan gempa itu dirasakan hingga skala IV MMI, atau mampu membuat jendela dan pintu berderit serta gerabah pecah, di Karangasem, Denpasar, hingga sebagian Lombok.


Dari video yang diunggah di media sosial, guncangan gempa yang bisa dirasakan selama beberapa detik itu membuat sebagian warga di Bali berhamburan ke luar rumah.


Faktor terakhir yang memperkuat dampak gempa Bali hari ini adalah efek topografi perbukitan pemicu collateral hazard. "Dampak ikutan berupa longsoran dan runtuhan batu," katanya lewat akun media sosial Twitter.




Sedikitnya tiga orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka setelah gempa bumi dan gempa susulan melanda pulau resor di Indonesia, Bali, Sabtu pagi.


Gempa melanda tepat sebelum fajar, menyebabkan orang-orang berlarian keluar rumah dengan panik.




Bencana itu melanda tepat ketika pulau itu mulai dibuka kembali untuk pariwisata ketika pandemi berkurang.


Survei Geologi AS mengatakan gempa berkekuatan 4,8 itu berpusat di 62km (38,5 mil) timur laut Singaraja, sebuah kota pelabuhan di Bali.


Gede Darmada, kepala Badan Pencarian dan Penyelamatan pulau itu, mengatakan bahwa badan tersebut masih mengumpulkan informasi terbaru tentang kerusakan dan korban. Dia mengatakan luka-luka itu termasuk patah tulang dan luka di kepala.


Gempa tersebut memicu tanah longsor di sebuah distrik berbukit, menewaskan sedikitnya dua orang dan memutus akses ke setidaknya tiga desa, kata Darmada.


Itu merobohkan rumah dan kuil di Karangasem, daerah yang paling dekat dengan pusat gempa, menewaskan seorang gadis berusia tiga tahun yang terkena puing-puing yang jatuh, katanya.


“Hampir 60 persen rumah di desa kami rusak dan tidak bisa lagi ditinggali,” kata I Nengah Kertawa, kepala desa Bunga di Karangasem, salah satu komunitas yang paling parah terkena dampaknya.




No comments: