Friday, 30 October 2020

Hal yang dikhawatirkan pun terjadi Depresi karena Daring

Hal yang dikhawatirkan pun terjadi Depresi karena Daring

Hal yang dikhawatirkan pun terjadi Depresi karena Daring





Wali Kota Tarakan dr Khairul MKes. (Foto: Antara)








Kasus bunuh diri siswi di Gowa dan siswa di Tarakan adalah potret dari solusi yang memaksakan belajar secara online. Penggunaan media online baik menggunakan pesan dan video tidak akan pernah efektif dalam transfer materi.




Ditambah lagi dilakukan secara online dengan permasalahan akses jaringan yang berbeda di setiap wilayah , hal ini akan memicu stress bagi pengajar maupun yang diajar.


Belajar jarak jauh tidak akan pernah bisa menembus kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Kemudian dalam situasi itu siswa seterusnya diberi tugas pekerjaan rumah. Maka akan muncul persoalan kedua bagi siswa bagaimana menyelesaikannya.


Bagi sebagian kecil siswa yang sudah terbiasa untuk belajar secara mandiri, mungkin ketika dihadapkan kendala yang dihadapinya maka ia akan mencari solusinya. Tapi yang kita hadapi puluhan juta siswa yang berbagai ragam latar belakangnya.


Baca juga: Fakta Keterkaitan Tedros Adhanom, Faucy dan Bill Gates mengungkapkan: kesehatan dunia selama bertahun-tahun bergantung pada kepentingan mereka.


Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.


Daring sebagai solusi mengurangi penyebaran virus corona sejak dari awal kami meyakini ini bukan cara yang baik dari sudut menjaga mental generasi yang membutuhkan media untuk mereka bisa berkembang hard skill dan soft skill- nya.


Seharusnya dalam menangani masalah ini bukan sekolahnya di tutup, tapi pengawasan dan satuan - satuannya yang disiapkan untuk mencegah cluster di sekolah.


Menteri Kesehatan Inggris telah menyatakan yang sebelumnya ada kekhawatiran ketika sekolah dibuka lagi akan menimbulkan cluster baru di sekolah, ternyata tidak tidak terbukti. Inggris sekarang telah melakukan pengetatan kembali pembatasan karena penyebaran virus tinggi. Namun otoritas disana tetap mempertimbangkan sekolah tetap buka.


Jerman sudah melakukannya lebih dulu, sekarang kembali melakukan pembatasan kembali karena lonjakan kasus virus tinggi, namun sekolah tetap dibuka. Kedua memberikan pilihan kepada orang tua siswa, boleh ambil daring jika khawatir dan boleh tatap muka.




Jadi kekhawatiran akan terjadi cluster - cluster baru kasus virus di sekolah dengan dilakukannya sekolah daring, ini bisa menjadi boomerang bagi perkembangan mental generasi dan termasuk yang terlibat didalamnya, guru.


Sayang anak itu kodrat. Terlalu sayang bisa mencelakakannya.

No comments: