Korea Selatan telah memutuskan untuk memperketat semua tindakan karantina di wilayah metropolitan selama dua pekan mulai besok hingga 14 Juni 2020, setelah muncul kembali kasus baru virus corona.
Pemerintah Korea Selatan menutup kembali lebih dari 500 sekolah mulai Jumat, 29 Mei 2020 setelah laporan kasus baru virus corona kembali muncul. Penutupan kembali sekolah dilakukan setelah sempat dibuka saat kurva infeksi virus corona mengalami penurunan.
Selain sekolah, pemerintah juga menutup taman, galeri seni, museum, dan teater di Seoul dan daerah sekitarnya selama dua pekan ke depan.
Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo mengatakan acara yang diselenggarakan oleh pemerintah di Seoul dan sekitarnya akan dibatalkan atau ditunda sementara.
"Kami telah memutuskan untuk memperketat semua tindakan karantina di wilayah metropolitan selama dua pekan mulai besok hingga 14 Juni," ujar Park seperti dikutip dari AFP.
Park juga meminta warga agar tetap tinggal di rumah dan menunda rencana untuk pergi ke luar atau mengadakan acara selama dua minggu mendatang.
Wakil Menteri Pendidikan Park Baeg-beom mengatakan murid sekolah akan kembali melanjutkan belajar secara daring.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel mengumumkan 58 kasus baru pada Jumat menjadikan totalnya 11.402, dan 269 kematian. Sehari sebelumnya Korsel mencatat 79 kasus baru.
Penambahan kasus harian itu merupakan yang terbesar hampir dua bulan terakhir. Peningkatan terbesar sejak 81 kasus diumumkan pada 5 April.
Gudang perusahaan e-commerce Coupang di Bucheon, sebelah barat Seoul menjadi klaster baru yang membuat kasus corona di Korea Selatan mengalami lonjakan.
Wakil menteri kesehatan Kim Gang-lip mengatakan sekitar 4.100 pekerja dan orang yang pernah masuk ke gedung itu kini diisolasi. Lebih dari 80 persen dari mereka telah diuji virus corona.
Korsel sempat menjadi salah satu negara yang terdampak parah di masa awal penyebaran pandemi. Pemerintah memperluas pengetesan virus hingga dianggap berhasil dan menuai pujian lantaran bisa mengendalikan penyebaran Covid-19.
No comments:
Post a Comment