Diperkirakan sekitar 7.000 buruh di kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, ikut menggelar aksi unjuk rasa menolak omnibus law UU Cipta Kerja. Dibanding satu hari sebelumnya, jumlah tersebut naik dengan estimasi jumlah massa sekitar 5.000 orang. Dengan jumlah sebanyak itu, dipastikan kawasan industri Pulogadung lumpuh lantaran semua buruhnya ikut terlibat demonstrasi.
Sementara itu Massa yang melakukan aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di simpang Harmoni, Jakarta Pusat dekat dengan Istana Negara ricuh. Ratusan pedemo mendorong barisan aparat kepolisian demi bisa mendekat Istana Kepresidenan.
ratusan pedemo juga sudah mulai melempar batu ke arah aparat yang berjaga dan memakai tameng serta helm pelindung. Massa berupaya menembus ke arah Istana Negara yang dijaga ketat.
Selain melempar batu, massa juga sempat melempari aparat menggunakan kaleng dan botol plastik bekas minuman. Kedua pihak sejauh ini masih sama kuat. Namun, kepolisian meminta agar massa membubarkan diri.
Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.
Aksk Buruh bergerak di sekitar Gedung DPR/MPR yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto. Sebelumnya, jalur di jalan arah Semanggi menuju Slipi sudah ditutup.
Ratusan buruh sejauh ini sudah berada di kawasan Senayan yang tak jauh dari depan Gedung DPR. Mereka masih berupaya untuk bisa menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR yang sudah dijaga ketat personel TNI dan Polri.
Demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja terjadi di banyak daerah. Tak hanya di Jakarta. Elemen mahasiswa dan buruh menyuarakan aspirasi yang sama di berbagai daerah, yakni menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Jatim Masa duduki mobil water canon
dari kelompok mahasiswa, pelajar dan kelompok masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur, mulai berdatangan di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, hari ini, Kamis, 8/10/2020.
Laporan dari CNNIndonesia.com di lokasi, mereka datang lebih dulu ketimbang massa dari serikat buruh. Massa langsung menaiki depan dan atap mobil water cannon milik polisi yang telah terparkir di Jalan Gubernur Suryo.
Salah seorang, pelajar SMA Negeri 8 Surabaya yang turut dalam aksi tersebut, Milan, mengaku sengaja mengikuti aksi ini karena tergerak dan prihatin melihat nasib orang tuanya yang juga buruh.
"Orang tua saya buruh, saya kasian liat orang tua saya," ucap Milan
No comments:
Post a Comment