Shelley Luther, pemilik salon A La Mode di Texas dijatuhi hukuman kurungan penjara selama tujuh hari karena tetap membuka salon dan melanggar peraturan lockdown kala pandemi virus corona di Amerika Serikat.
Penata rambut tersebut diperintahkan pada 28 Maret untuk mematuhi pembatasan sosial dan tinggal di rumah yang berlaku di seluruh kota, daerah, dan negara bagian.
Ketika Luther menolak, Pengadilan Federal Dallas pada Selasa (5/5) menjatuhkan hukuman penjara kepadanya selama tujuh hari.
Hukuman tersebut mendapat kecaman dari kubu partai republik, salah satunya Jaksa Agung Texas, Ken Paxton yang berasal dari Partai Republik. Paxton mengecam hukuman tersebut dan menyebutnya "keterlaluan dan tak sensitif".
Selain itu, Paxton juga meminta pembebasan Luther yang ia sebut "menjalankan salon tersebut dalam upaya tetap menyediakan makanan di meja keluarganya,"
Gubernur Greg Abbott yang juga berasal dari Partai Republik juga menilai keputusan tersebut berlebihan.
Abbot : "Kepatuhan terhadap perintah eksekutif selama pandemi ini adalah penting untuk memastikan keselamatan publik. Namun tentu ada cara yang lebih baik untuk mencapai hal itu dibanding memenjarakan seorang ibu Texas."
Abbott juga menyatakan bahwa salon rambut, juga tempat cukur rambut, perawatan kuku dan kulit, taman, pantai, dan kolam renang diperbolehkan kembali buka sejak Jumat, 1 Mei 2020.
Keputusan itu muncul sepekan setelah dirinya mencabut pelarangan beroperasi pada restoran dan bar di kawasan Lone Star.
Dalam dokumen persidangan tersebut disebutkan bahwa, Luther melanjutkan operasional salon selama tujuh hari setelah perintah diberikan dan masih melanjutkannya hingga tanggal persidangan, dan menerima sejumlah pelanggan setiap harinya.
Dan Juri menyatakan Luther tidak menyatakan penyesalan ataupun rasa bersalah. Selain dihukum penjara, Luther juga didenda US$1.000-7.000 untuk setiap orang yang ia terima selama membuka salon kala pandemi.
Pengacara Luther segera mengajukan banding atas putusan tersebut.
No comments:
Post a Comment