Pemerintah Jepang menyatakan ingin segera mencabut status darurat virus corona di sebagian besar negara, kecuali ibu kota Tokyo dan pusat-pusat kota lainnya, karena ada kecenderungan kasus infeksi terus menurun.
Seperti dilansir AFP, Kamis,14 Mei 2020, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, memperpanjang keadaan darurat nasional hingga akhir Mei. Namun, dengan melihat data kasus infeksi yang menurun tajam, Abe berharap untuk bisa mencabut status itu di 39 dari 47 prefektur di negara itu.
Menteri yang bertanggung jawab terhadap penanganan wabah virus corona, Yasutoshi Nishimura mengadakan dialog dengan ahli panel. Pembicaraan itu menjadi langkah pertama dalam proses untuk mencabut status darurat tersebut.
"Kami mengkonfirmasi, kasus baru telah turun di level bawah sejak infeksi mulai menyebar pada pertengahan Maret. Mempertimbangkan perawatan medis (yang stabil) dan sistem pemantauan di beberapa wilayah, kami pikir sudah pantas untuk mencabut keadaan darurat wilayah tersebut," katanya, merujuk pada 39 prefektur.
Menurut media massa Jepang, keadaan darurat akan tetap diberlakukan di delapan wilayah, termasuk Tokyo dan Osaka, tapi evaluasi akan digelar pada 21 Mei untuk membahas apakah keadaan darurat bisa dicabut sebelum akhir bulan.
Abe dijadwalkan mengadakan jumpa pers pada Kamis malam waktu setempat untuk menjelaskan langkah pencabutan itu.
Pemberlakuan status darurat nasional di Jepang justru lebih longgar jika dibandingkan dengan langkah yang sama yang diambil beberapa negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini membuat gubernur setempat mendesak masyarakat agar tetap di rumah dan meminta tempat usaha tetap tutup.
Meski begitu, pemerintah tidak bisa memaksa warga untuk mematuhi imbauan karena tidak ada hukuman bagi mereka yang tidak patuh.
Sekolah-sekolah di sebagian besar negara ditutup, bahkan sebelum status keadaan darurat diumumkan secara nasional pada 7 April di Tokyo dan enam wilayah lainnya.
Wabah virus corona di Jepang masih terbilang rendah dibanding beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat. Sampai saat ini ada lebih dari 16.000 kasus infeksi dan 678 orang meninggal.
Pada Rabu kemarin tercatat ada penambahan 55 kasus infeksi di seluruh Jepang, termasuk 10 kasus di Tokyo.
Jepang mencatat kasus infeksi virus corona pertama pada pertengahan Januari. Negara itu sempat berada di bawah tekanan dengan banyaknya kasus positif di kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di kota Yokohama.
Meski sejauh ini jumlah korban tidak sebanyak di Italia dan New York, tetapi ada kekhawatiran bahwa sistem kesehatan Jepang bakal menghadapi lonjakan infeksi yang cepat dan tiba-tiba
No comments:
Post a Comment