RS. Eka Hospital Cibubur baru - baru memperkenalkan satu aplikasi untuk layanan rawat jalan yang bernama telemedicine, sebagai solusi bagi kebutuhan masyarakat agar tetap dapat berkonsultasi ke dokter dari rumah masing-masing ditengah penerapan stay at home.
Untuk tetap berada di rumah saja sepertinya masyarakat pun perlu memperhatikan kondisi kesehatan diri. Untuk itu berbagai layanan kesehatan di sejumlah wilayah memberikan berbagai layanan khusus dalam menyikapi masa pandemi Covid-19.
Seperti yang dilakukan RS. Eka Hospital Cibubur baru-baru ini. Mengingat banyaknya masyarakat yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, jantung, dan lainnya yang perlu melakukan kontrol secara rutin.
Chief Operating Officer RS Eka Hospital, drg. Rina Setiawati menjelaskan, mengingat adanya penerapan sistem pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah membuat masyarakat berpikir dua kali untuk berkunjung ke rumah sakit.
Belum lagi, kata dia, adanya kekhawatiran di masa pandemi Covid-19 saat ini ketika berkunjung ke rumah sakit. “Kebutuhan masyarakat tetap dapat dilakukan dengan konsultasi ke dokter dari rumah masing-masing layanan rawat jalan telemedicine,” kata dia kepada Radar Bogor, Rabu (13/5).
Dia menguraikan, telemedicine ini dapat diakses secara online oleh pasien. Dengan begitu, lanjut dia, pasien dapat tetap berobat tanpa harus datang ke rumah sakit. “Jadi jangan sampai pengobatan pasien yang memiliki riwayat penyakit kronis di masa pandemi covid – 19 ini terhenti,” tukas dia.
Di negara-negara maju seperti di Eropa, Amerika Serikat dan Kanada, Telemedicine sudah diterapkan secara luas karena infrastruktur yang memadai. Di negara-negara tersebut masyarakat mulai merasakan manfaat dari Telemedicine. Data penelitian yang tersedia menunjukkan bahwa Telemedicinememungkinkan keluaran lebih baik pada pasien-pasien dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronis menahun (chronic obstructive pulmonary disease, COPD).
Di Ontario, program Telehomecare menyediakan layanan monitoring jarak jauh dan panduan kesehatan (health coaching) untuk pasien dengan dua kondisi tersebut. Pasien mengirimkan data kardiogram kepada dokter melalui telepon cerdas untuk dibaca oleh dokter. Selain itu telepon cerdas yang dilengkapi fitur untuk mengukur tekanan darah dan fungsi paru juga sangat bermanfaat untuk dokter memonitor kondisi pasien-pasiennya.
Sebuah studi menunjukkan pasien yang memerlukan pengobatan yang lebih jarang, mengatasi dan stres akibat penyakitnya, selain lebih sulit dimengerti. Pengalaman di negara-negara yang sudah lebih dulu menangani Telemedicine, pasien yang memerlukan dokter lebih mudah menghubungi dokter, lebih bebas mengajukan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan atau tanda-tanda awal yang mereka khawatirkan, dan proaktif menanyakan jadwal konsultasi berikutnya untuk mencari bantuan perjalanan ke arah yang benar.
Telemedicine menggagas Pengobatan Jarak Jauh di Indonesia. Sebagai klinisi, mungkin Anda pernah mendapatkan keluhan dari pasien mengenai lamanya mereka menunggu sebelum mendapat giliran berkonsultasi. Tak heran jika begitu masuk mereka akan mengeluarkan keluhannya panjang lebar.
Waktu yang disediakan menjadi seolah tak cukup. Apalagi jika mereka datang dari luar kota. Saya yakin ada perasaan tak enak hati bagi dokter untuk memutus omongan mereka, padahal sebenarnya Anda tahu kondisi mereka tidak terlalu buruk atau bahkan baik sekali untuk ukuran penyakit yang mereka alami.
Di era dunia digital seperti sekarang ini, sudah terdapat pilihan lain yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Kita mengenal yang disebut dengan Telemedicine. Secara sederhana Telemedicine diartikan sebagai layanan oleh ahli kesehatan (dokter) yang bertujuan untuk mendiagnosis keadaan klien (pasien) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Telemedicine dipakai ketika bertemu dokter secara langsung tidak dimungkinkan karena satu dan lain alasan.
Selain Telemedicine orang juga mengenal mHealth, mobile health, yang sebenarnya salah satu bentuk Telemedicine yang menggunakan gawai nirkabel dan telepon genggam. Jadi secara mudah mHealth adalah alat, medium, yang dengannya kita bisa melakukan Telemedicine. mHealth adalah kemajuan yang patut disyukuri karena memungkinkan lebih banyak orang terjangkau layanan kesehatan. Tidak lagi terpaku pada ruang dan waktu yang terbatas.
Beberapa hasil riset mengenai Telemedicine dan perilaku pencarian layanan kesehatan (health-seeking behavior) menunjukkan adanya peningkatan keterlibatan pasien. Mereka misalnya lebih peduli dengan jadwal yang telah disepakati dengan dokter.
Keterlibatan seperti ini juga terbukti berhasil menurunkan angka obesitas dan penggunaan tembakau. Dengan kata lain pasien lebih bertanggungjawab atas kesehatannya sendiri. Karena prinsip patient-centered approach, pasien bisa lebih cepat mengakses layanan (konsultasi) mendesak dan mendapatkan saran yang mendesak diperlukan, dengan cepat.
No comments:
Post a Comment