Tuesday 22 December 2020

Lima Siswa dikeluarkan dari sekolah gara - gara buat konten Tik Tok

Lima Siswa dikeluarkan dari sekolah gara - gara buat konten Tik Tok

Lima Siswa dikeluarkan dari sekolah gara - gara buat konten Tik Tok









Salah satu adegan dalam video tik tok yang dipermasalahkan sekolah SMPN 1 Suela, Lombok Timur, beredar di media sosial. Sekolah mengeluarkan 5 siswa yang muncul dalam video tik tok tersebut.








Lima siswa kelas I SMPN 1 Suele, dikeluarkan dadri sekolahnya setelah membuat video TikTok. Hal ini membuat sejumlah orangtua siswa SMPN 1 Suele, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), bingung dengan nasib pendidikan anaknya.




Di video tersebut, kelima siswa itu terlihat menginjak rapor milik masing-masing.


Salah satu orangtua siswa itu, Baiq Raehan (38) mengatakan, anaknya tak mau makan karena dikeluarkan dari sekolah.


"Anak saya menangis, tidak mau makan. Kaget dia, gara-gara TikTok dia dikeluarkan dari sekolah, kami juga orangtua kaget, bagaimana ini? bisakah anak sekolah lagi?" kata Baiq Raehan, pad hari Selasa, 22/12/2020.


Baca juga: Fakta Keterkaitan Tedros Adhanom, Faucy dan Bill Gates mengungkapkan: kesehatan dunia selama bertahun-tahun bergantung pada kepentingan mereka.


Baca juga: Perjalanan Panjang Kriminal Dr. Faucy.


Raehan mengetahui anaknya dikeluarkan setelah mendapat surat panggilan orangtua pada hari Senin, 21/12/2020.


Padahal, pembagian rapor siswa telah dilakukan pada hari Jumat, 19/12/2020). Tiba di sekolah, Raehan malah dijelaskan soal kesalahan anaknya.


Ia dikumpulkan bersama orangtua siswa lain yang ikut membuat video tersebut.


Pihak sekolah menjelaskan lima siswa itu dikeluarkan karena membuat video TikTok menginjak rapor sekolah.




"Anak-anak teriak histeris tidak menyangka kalau harus dikeluarkan dari sekolah," kata Raehan.



Tanpa peringatan



Raehan menyayangkan tindakan sekolah yang langsung mengeluarkan anaknya. Seharusnya, sekolah memberi peringatan terlebih dulu.


Sehingga, anaknya memiliki kesempatan untuk berubah dan tak mengulangi perbuatannya.


Orangtua siswa lainnya, Anun (37), juga menyebut anaknya tak berhenti menangis setelah mendapat hukuman.


Menurutnya, anaknya merupakan korban dari ponsel pintar.


"Why kesalahan anak saya ini, dia itu korban HP. Seharusnya dinasihati dulu baru dikeluarkan. Apa tidak ada kebijakan lain?" kata anun.


Salah satu anak yang dikeluarkan dari sekolah mengaku video TikTok itu dibuat bersama teman-teman-teman karena kesal nilai mereka turun setelah pembelajaran yang berani berlangsung.


Padahal, sebelumnya mereka juara kelas.


"Saya sedih, ingin sekolah di sana lagi. Kami menyesal, kami salah. Waktu itu kami kecewa dengan nilai yang tidak memuaskan, kami menyesal, kami salah," kata salah satu siswa yang dikeluarkan.


Kepala SMPN 1 Suela, Kasri membantah mengeluarkan lima siswa yang membuat video TikTok menginjak rapor itu.


Menurutnya, pihaknya meminta siswa itu mencari sekolah lain.


"Kami tidak memecat, tetapi meminta mereka mencari sekolah lain, tidak di sekolah ini, karena tindakan mereka telah melanggar aturan sekolah. Melebihi skor pelanggaran 75 poin," kata Kasri saat dihubungi.


"Itu adalah aturan atau regulasi sekolah. Bukan aturan saya pribadi, tapi aturan yang disepakati bersama oleh semua pihak melalui dewan guru," kata Kasri

No comments: