Saturday 25 September 2021

Tim Arkeolog terkejut temukan karangka manusia utuh saat gali Goa Pawon

Tim Arkeolog terkejut temukan karangka manusia utuh saat gali Goa Pawon

Tim Arkeolog terkejut temukan karangka manusia utuh saat gali Goa Pawon


Tim Arkeologi tengah melakukan ekskavasi di Gua Pawon, Desa Gunung Masigit Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. (Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki)








Tim Arkeologi Jawa Barat kembali melakukan ekskavasi di Gua Pawon yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).






Ekskavasi yang akan berlangsung sekitar 25 hari itu merupakan penelitian lanjutan untuk menelusuri jejak kehidupan manusia prasejarah di era akhir Pleistosen yang pernah hidup di masa lampau.


"Karena Gua Pawon cukup luas maka bisa disimpulkan gua itu multifungsi. Disana dia (manusia Pawon) melaksanakan aktivitas harian seperti mengolah makanan dan membuat alat.


Itulah yang kita lihat dalam ekskavasi saat ini," kata Kepala Tim Arkeolog Jabar, Lutfi Yondri kepada Suara.com pada hari Selasa, 21/09/20201.


Sudah sekitar enam hari Tim Arkeolog Jabar berada di Gua Pawon untuk meneliti aktivitas dan budaya manusia prasejarah. Pada 3.000 sampai 11.000 tahun lalu dengan kedalaman 3,20 meter pihaknya sudah menemukan berbagai peninggalan manusia di Goa Pawon pada masa lampau.


Pintu masuk Goa Pawon di kawasan Karst Citatah, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Coated, Kabupaten Bandung Barat (KBB). (Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki)


"Kita memang belum sampai pada lapisan paling tua yang 12.000 ribu tahun lalu. Tapi kita sudah melihat jejak aktivitas mereka yang diperlihatkan dari sisa makanan, artefak yang mereka tinggalkan, dan perhiasan yang dipakai saat itu," ungkap Lutfi.


"Jadi kita sudah temukan perkutor, batu pukul, dan artefak ditepian danau Bandung purba itu opsidian. Kita juga sudah menganalisis mereka mendapatkan opsidian, yaitu dari daerah Nagreg dan Garut.


"Selain itu ada ragam pragmen tulang binatang buruan. Cukup menarik kita temukan gajah di lapisan atas 2 meter, meski dalam bentuk anak gajah, karena mungkin sulit membawa gajah besar ke tebing atas," tambahnya.






Dikatakannya, pada bagian bawah Tim Arkeolog Jabar juga menemukan indikasi bahwa manusia prasejarah di Gua Pawon tidak hanya menggunakan artefak dari bahan batuan dari luar.


"Tapi juga mereka mengolah batu gamping baik berupa kapak atau perkutor," ucap Lutfi.


Dirinya menjelaskan, pada ekskavasi lanjutan ini pihaknya ingin melihat ragam aktivitas lainnya di Gua Pawon pada masa lampau.


Tim Arkeolog Jabar ingin menggambarkan kehidupan era holosen. Dari mulai mereka membuat alat dari batuan dan tulang, membuat perhiasan dari tulang buruan, memanfaatkan lingkungan lain untuk konsumsi seperti moluska, dan bagaiman mereka mengeksploitasi batuan opsidian pada saat itu.


"Jadi target utamanya adalah kita ingin melihat manusia dan budayanya di Gua Pawon pada saat saat itu. Target kedalaman 3,2 meter sudah membatasi lapisan budaya holosen," ujarnya.


Proses ekskavasi di Gua Pawon sendiri sudah dimulai sejak tahun 2003. Dari proses ekskavasi, Tim Arkeolog Jawa Barat sudah menemukan tujuh rangka manusia prasejarah dari lima kronologi (pertanggalan karob) yang menguatkan kesimpulan bahwa manusia pawon hidup pada era Pleistosen Akhir-Awal Holosen.


Rangka pertama ditemukan September 2013 yang berumur 5.600 tahun lalu. Begitupun usia rangka kedua dan kelima pun sama. Rangka ketiga diperkirakan berusia 7.300 tahun lalu, rangka keempat berusia 9.500 tahun yang lalu, rangka keenam berusia 10.000 tahun lalu dan rangka ketujuh berusia 12.000 tahun lalu.






"Kerangka manusia yang sudah ditemukan ada 7, dari lapisan budaya yang berbeda di Gua Pawon. 7 Kerangka itu diklasifikasikan dari hasil penguburan langsung dan tidak langsung," terang Lutfi.


Dari ketujuh kerangka manusia prasejarah yang ditemukan, ada empat kerangka manusia yang masih utuh yakni rangka ketiga, keempat, keenam dan ketujuh. Kerangka itu disebut utuh jika dari rangkaian anatominya terdapat kepala, leher, tulang belakang, tangan hingga kaki.

No comments: