Seorang aktivis Saudi melaporkan seorang warga sipil Saudi dibunuh Pasukan Keamanan Arab Saudi, karena menolak perintah Rezim Arab Saudi untuk memberikan rumahnya untuk membuat mega proyek.
Pria itu, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Abdul Rahim Ahmad Mahmoud al-Hwaiti, mengatakan dalam sebuah video yang diposting online bahwa dia berasal dari kota al-Khraybah di wilayah barat laut Laut Merah.
Dia dan warga lainnya ditekan oleh pemerintah untuk menyerahkan properti mereka dan menerima kompensasi finansial, katanya.
Al-Hwaiti mengatakan dalam video yang diunggah di YouTube bahwa "siapa pun yang menolak untuk meninggalkan daerah itu akan ditangkap oleh agen pemerintah". Dia menyebut pemerintah melakukan "pemindahan paksa".
Al-Hwaiti: "Ini rumah saya, saya tidak akan pindah ke tempat lain di Arab Saudi karena daerah sukunya adalah "tanah airsaya sendiri."
ترحيل قسري بحجة مشروع نيوم المريب .. شاهد القصة الكاملة لترحيل الحويطات بلسان أحد ابنائها pic.twitter.com/GsW1H9djxj
— خط البلدة (@saudibus222) April 13, 2020
Al-Hwaiti mengatakan penduduk di daerah itu tidak ingin dicopot tetapi sekarang hidup dalam ketakutan karena apa yang mungkin dilakukan pasukan keamanan terhadap mereka.
Sembilan orang dari daerah saya telah ditangkap sejauh ini dan saya yakin saya akan menjadi yang berikutnya - atau bahkan dibunuh, "katanya dalam satu video." Saya yakin jika mereka membunuh saya, mereka akan meletakkan senjata di tubuh saya dan mengklaim saya adalah teroris."
Al-Hwaiti berasal dari suku al-Huwaitat yang kuat yang berbasis di tiga negara: Arab Saudi, Yordania, dan Sinai di Mesir. Al-Huwaitat telah tinggal di wilayah ini selama lebih dari 800 tahun, mendahului negara Saudi sendiri selama berabad-abad.
Pemerintah Arab Ssudi belum memberikan tanggapan atas dugaan pembunuhan ini.
No comments:
Post a Comment