Dalam suasana Pandemi covid-19 ditengah penerapan karantina, bagaimana semua umat menjaga keimanananya?
Satu tayangan klip berbagai agama dimana umatnya menjalankan ibadahnya dalam suasana lockdown.
Di sana bisa kita lihat bagaimana setiap orang beradaptasi dengan penerapan lockdown harus terpisah dengan orang terkasih, teman, sahabat dan sanak saudara.
Sama seperti rutinitas sehari-hari kita, ritual agama dan budaya telah berubah total oleh pandemi virus corona, untuk membangun rutinitas baru yang terasa asing.
Larangan global pada pertemuan berarti bahwa hari libur seperti Paskah, Paskah dan Vaisakhi dirayakan secara terpisah. Hal yang sama terjadi pada umat Islam yang merayakan Ramadhan dan Idul Fitri.
Bahkan mereka yang tidak religius harus beradaptasi untuk ulang tahun, pernikahan, termasuk bagaimana sebagian dari kita meratapi orang maninggal.
Bermula dari sini, telah menjelaskan bagaimana praktik agama dan budaya selama berabad-abad telah berubah
Bagi umat islam yang kini sedang menjalankan, beragam sikap dari beberapa orang / kelompok berbeda dalam menanggapi larangan untuk tidak shalat berjamaah di mesjid.
Ada yang benar - benar dilarang duikuti dengan mengunci pintu dan pagar mesjid, yang memberikan kelonggoran dengan aturan menjaga jarak. Ada pula yang tidak mempedulikan himbauan.
Dan sekalipun dikunci pintu dan pagar mesjid, ada yang masih tetap beribadah diluar mesjid. Tidak peduli dengan himbauan dan larangan.
Betapa setiap orang yang beragama dalam urusan yang prinsipil menyangkut keimanannya, tidak bisa diberikan pemagaran dengan penilaian logika.
Yang jadi masalah terkadang ada sebagian dari mereka yang menjadi kepanjangan tangan agama, dalam memberikan himbauan merujuk keinginan penguasa. Bukah berdiri diatas khitah yang benar, ulama sebagai pemberi nasihat pada penguasa.
Hal ini bukan hanya terjadi pada umat islam. Pada umat kristiani juga sama, di AS di larangan untuk merayakan Paskah. Namun umat kristiani tidak mempedulikannya tetap menjalankan Paskah.
No comments:
Post a Comment