Hasil tes 51 Tenaga Kesehatan (nakes) reaktif, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melakukan langkah preventif, menutup akses pelayanan pasien non Covid-19 di RSUD Kota Bogor.
Dedie Rachim :“Kita sedang berkoordinasi dengan Dinkes Kota Bogor dan RSUD Kota Bogor yang rencananya hanya menangani Covid-19.”
Lebih lanjut Dedie menjelaskan langkahnya, bahwa apa yang dilakukannya sebagai tindakan preventif untuk mengurangi risiko tertular Covid-19 bagi pasien yang menjalani perawatan biasa atau rawat jalan di RSUD Kota Bogor.
"Sebab, jika masih menerima pasien non Covid-19, maka akan memunculkan bahaya tingginya risiko tertular virus corona bagi pasien lain. Situasinya tidak memungkinkan lagi, karena sangat berisiko untuk pasien rawat jalan,” ujar Dedie.
51 tenaga medis di Rumah Sakit Umum daerah Kota Bogor, Jawa Barat, positif terpapar covid-19, usai menjalani rapid test. Mereka itu tidak melakukan penangann dan perawatan covid-19.
Diduga Mereka terpapar dari orang tanpa gejala atau OTG yang marak berkeliaran di rumah sakit. Dampaknya, layanan umum RSUD Bogor ditutup oleh pemerintah kota setempat
Direktur RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir memberikan klarifikasi bahwa hasil pemeriksaan rapid test yang reaktif adalah 51 orang.
“Reaktif rapid belum tentu positif covid, dan masih harus diperiksa swab PCR. Karena hasil swab-lah yang menentukan diagnosa positip atau negatif,” kata Ilham Chaidir menjelaskan.
Lebih lanjut Ilham mengatakan, hari ini telah dilakukan pemeriksaan swab utk seluruh petugas yang rapid petugas, dan masih menunggu hasilnya.
“Hasil swab untuk ke 51 tenaga medis RSUD Kota Bogor akan diketahui 2-3,” ujarnya.
Chaidir menambahkan hasil swab ini akan dikirim ke pengujian diagnostik coronavirus disease (Covid-19) Laboratorium Collaborative Research Center Institute pertanian Bogor (IPB) Bogor.
No comments:
Post a Comment