Video itu diupload warga Afrika Selatan, ketika beberapa polisi masuk menggunakan sepatu dengan memegang senjata, menghentikan jamaah yang sedang shalat tarawih, semua jamaah yang hadir diminta tiarap.
Terdengar suara dari salah satu polisi bersuara wanita :"Apakah Anda lebih besar dari presiden? Apakah Muhammad (nabi) lebih besar dari presiden?"
"Are you bigger than the president? Is Muhammad bigger than the president?"
Setetah video tersebut dipublikasikan ke sosial media ke seluruh dunia, yang akhirnya membuat South Africa's Police Minister, Bheki Cele telah menyatakan permintaan maaf-nya, atas pernyataan "penghujatan" yang dibuat oleh seorang polisi kepada umat Islam yang sedang menjalankan shalat tarawih ketika negara menegakkan aturan kuncian.
South African Mosque being shut down 👇🏼 pic.twitter.com/9j65AcD26Y
— Rodney Howard-Browne (@rhowardbrowne) April 25, 2020
Insiden yang terjadi di provinsi Mpumalanga, membuat Cele harus menyampaikan permintaan maaf kepada komunitas Muslim atas pernyataan menghujat selama penangkapan" dan "penyelidikan mendesak" diluncurkan "untuk menetapkan identitas orang di balik penistaan semacam itu"
Namun Chele tetap menangkap ke 17 umat muslim yang sedang menjalankan shalat tarawih dan tidak menangkap polisi pelaku panghujatan tersebut .
Perlakuan Bheki Chele dan Presiden Afrika Selatan berbeda pada umat nasrani Afrika Selatan yang beberapa hari yang lalu merayakan paskah.
Dewan Teologia Muslim Jamiatul Ulama Afrika Selatan mengatakan tidak hanya pernyataan "merendahkan nama Nabi Muhammad", tetapi polisi memasuki ruang doa dengan "sepatu bot berat", seperti yang terlihat dalam video, "menyusahkan umat Islam yang menganggap tempat-tempat sholat sebagai tempat yang suci".
Namun Dewan Teologia Muslim Jamiatul Ulama Afrika Selatan juga mengingatkan agar umat Islam untuk mematuhi aturan penguncian.
Insiden itu terjadi ketika orang Afrika Selatan berada di bawah perintah untuk mematuhi pengurungan ketat untuk memerangi penyebaran virus corona, dan diizinkan meninggalkan rumah mereka hanya untuk membeli makanan atau untuk janji medis.
Dari kasus ini, ibarat gunung es, Negara Nelson Mandela menyimpan perlakuan diskriminatif dan sangat tidak menghormati umat Islam.
No comments:
Post a Comment