Makasar - Sebanyak 157 staf kesehatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Faisal dirumahkan sejak hari Senin, 08 Juni 2020, karena sepi pasien di tengah virus corona sehingga pemasukan anjlok.
Mereka adalah para perawat dan tenaga administrasi di salah satu rumah sakit swasta di Makassar itu.
"Totalnya ada 157 orang yang dirumahkan, di antaranya itu 74 orang perawat, selebihnya tenaga administrasi. Dalam surat Yayasan RSI Faisal, tidak menyebutkan sampai kapan dirumahkan, hanya sebut akan dipanggil dalam waktu tertentu," kata Ketua serikat pekerja RSI Faisal, Ilham Tompo, Rabu, 10 Juji 2020.
Ilham memahami kondisi keuangan rumah sakit menurun karena pasien yang datang berkurang drastis di tengah pandemi Covid-19. Meski demikian, dia merasa keputusan pihak yayasan itu sepihak karena keputusan itu dikeluarkan tanpa pembicaraan atau semacamnya dengan serikat pekerja sebagai wadah aspirasi para tenaga kerja di rumah sakit itu.
Baca juga: German akan memberikan Pembayaran Bonus Untuk Anak selama Pandemi Virus Corona.
Baca juga: Merkel Tolak Undangan Trump Menghadiri KTT G7 di Washington Karena Corona.
"Dari awal berjuang sama-sama, sedianya terus berjuang sama-sama juga saat ini. Karena kami tidak dilibatkan akhirnya 157 orang dirumahkan tanpa kompensasi apapun. Kami minta, kami tetap diakomodasi, tidak dirumahkan. Pihak yayasan harus transparan, jika keuangan hanya Rp200 juta, itu saja dibagi. Kami tidak menuntut lebih karena pahami kondisi sekarang. Hanya 15 hari kerja dalam sebulan juga bisa," kata Ilham Tompo.
Humas RSI Faisal, Andi Aan Mustaman yang juga dikonfirmasi, hari Rabu, 10 Juni 2020, membenarkan kabar 157 orang yang dirumahkan sejak Senin (8 Juni 2020) lalu.
"Tapi komitmen kami, mereka akan dipanggil kembali saat kondisi mulai membaik. Diharapkan teman-teman bersabar. Kita semua berdoa agar situasi pandemi corona ini segera berlalu," ujarnya.
Dijelaskan, terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien yang sangat signifikan sehingga memengaruhi perputaran uang. Pihak yayasan pun akhirnya memutuskan kebijakan merumahkan para karwayan mereka.
Sebelumnya, kata Andi Aan, RSI Faisal termasuk rumah sakit penyangga dari 42 rumah sakit yang ditunjuk pemerintah sebagai rumah sakit penyangga dan rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
Namun belakangan, keluar edaran Gubernur Sulsel, tersisa lima rumah sakit penyangga dan rumah sakit rujukan. RSI Faisal tidak termasuk lagi salah satunya dalam daftar tersebut. Kurang lebih tiga bulan sempat menerima dan merawat pasien Covid-19 yg PDP dan positif.
"Memang saat ini tidak merawat lagi pasien Covid-19. Kalaupun ada pasien umum yang terindikasi, langsung dirujuk. Hanya saja, masyarakat terlanjur takut ke rumah sakit lagi. Sebelum ada wabah, dalam sebulan itu kunjungan pasien mencapai 3.000 orang, kini stagnan di angka puluhan orang saja per bulan," ujar Andi Aan.
Saat ini, Andi Aan menerangkan setiap pasien umum yang terindikasi kuat mengarah ke Covid-19 langsung dirujuk ke RS rujukan. Namun, masyarakat telanjut takut mendekat ke rumah sakit. Akibatnya, jumlah kunjungan pun menurun signifikan.
"Kondisi ini mempengaruhi cash flow keuangan karena yang namanya rumah sakit swasta itu berharap dari asuransi, BPJS, dan pasien umum," pungkas Andi Aan Mustaman.
No comments:
Post a Comment