Friday 19 June 2020

China : Data Genom Covid-19 di Beijing, Berasal dari Eropa

China : Data Genom Covid-19 di Beijing, Berasal dari Eropa


Beijing - China hari ininmengumumkan, bahwa data genom virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), penyebab COVID-19, yang belum lama ini mewabah di Beijing dan hasil penelusuran awal menunjukkan virus berasal dari Eropa.




"Berdasarkan hasil riset, genom dan epidemiologi awal, virus ini berasal dari Eropa, tetapi berbeda dengan virus yang saat ini beredar di Eropa," ungkap anggota Pusat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menular China (CDC), Zhang Yong, lewat sebuah artikel yang ditayangkan pada hari ini, Jumat, 19 Juni 2020.


"Virus itu usianya lebih lama daripada virus yang saat ini beredar di Eropa," Zhang menjelaskan.


"Dugaan sementara, virus itu menempel pada produk makanan beku impor, atau bersembunyi di lingkungan yang gelap dan lembab seperti di Xinfadi, dengan lingkungan yang belum disemprot disinfektan atau disterilisasi," tulis Zhang dalam artikel yang diunggah laman Komisi Pusat Inspeksi Kedisiplinan China.


Baca juga: Pemkot Surabaya Tuding Data Covid-19 Pemprov Jatim Tak Valid.


Baca juga: Surabaya Digempur Corona dan Banjir Akibat Gelombang Rossby.


Pada halaman Pusat Data Mikrobiologi Nasional China menunjukkan hasil penelusuran identifikasi data genom itu berasal dari tiga sampel, yang terdiri dari dua sampel manusia dan satu sampel lingkungan. Ketiganya dikumpulkan pada 11 Juni 2020.


Otoritas di Beijing pada hari yang sama, 11 Juni 2020, merinci laporan penularan lokal COVID-19 pertama dalam beberapa bulan terakhir. Delapan hari sejak itu Beijing mencatat total 183 kasus penularan lokal, yang seluruhnya terkait dengan klaster di pasar Xinfadi, yang berada di kawasan barat daya kota itu.


Otoritas setempat mengatakan data tersebut telah diserahkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


China sebelumnya mendapat tekanan dari banyak negara karena dianggap terlambat mengumumkan temuan COVID-19. Saat itu, pengumuman soal kemunculan wabah baru disampaikan saat kasus positif COVID-19 telah melonjak tinggi di Beijing, ibu kota negara.


Ahli epidemiologi CDC, Wu Zunyou, pada awal minggu ini menjelaskan rantai virus yang tersebar di Beijing mirip dengan jenis yang ada di Eropa. Namun, temuan itu tidak serta-merta menunjukkan virus corona jenis baru yang kembali mewabah di Beijing itu berasal dari negara-negara Eropa.




Wu tidak menjelaskan lebih lanjut pendapatnya yang disampaikan sebelum hasil pengurutan genom diumumkan ke publik.


Bentuk virus corona yang ditemukan di Amerika Serikat dan Rusia sebagian besar berasal dari Eropa, Wu menambahkan.


Klaster penularan COVID-19 pertama ditemukan di pasar basah Huanan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada Desember tahun lalu. Sejak saat itu, virus SARS-CoV-2 telah menyerang hampir 8,5 juta orang dan menewaskan sekitar 450.000 jiwa































⚠ Peringatan Covid-19























Update kasus virus corona di tiap negara




No comments: