Wednesday, 15 September 2021

Pemimpin Taliban Dilaporkan Bentrok Karena Pembagian Kekuasaan di Pemerintahan Baru

Pemimpin Taliban Dilaporkan Bentrok Karena Pembagian Kekuasaan di Pemerintahan Baru

Pemimpin Taliban Dilaporkan Bentrok Karena Pembagian Kekuasaan di Pemerintahan Baru









Pada 7 September, Taliban mengumumkan pemerintahan sementara di Afghanistan, mendeklarasikan negara itu sebagai "Imarah Islam", beberapa minggu setelah kelompok militan itu merebut kekuasaan di negara itu.






Para pemimpin Taliban terlibat dalam pertengkaran besar di istana kepresidenan di ibu kota Afghanistan, Kabul, hanya beberapa hari setelah gerilyawan mengumumkan pemerintahan baru di negara itu, kata BBC.


Penyiar itu mengutip sumber-sumber Taliban yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pertikaian itu tampaknya berfokus pada siapa yang paling berhasil mengamankan kemenangan kelompok militan itu atas AS.


Dalam foto selebaran yang diambil pada 25 Agustus 2020, dan dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Pakistan, salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar berbicara dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi (tidak terlihat) di Kementerian Luar Negeri Pakistan di Islamabad
©AFP 2021/Kementerian Luar Negeri Pakistan


Pertengkaran itu juga dilaporkan terkait dengan pembagian kekuasaan di kabinet baru. Taliban secara resmi membantah laporan tersebut.


Salah satu sumber menyatakan bahwa selama insiden akhir pekan lalu, Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri Taliban dan perdana menteri baru, bertukar bahasa kasar dengan Menteri Pengungsi Khalil ur-Rahman Haqqani karena pengikut mereka saling bertikai di dekatnya.


Orang dalam mengatakan kepada BBC bahwa pertikaian itu meletus karena Baradar tidak senang dengan struktur pemerintah sementara Taliban, bersikeras bahwa fokus harus ditempatkan pada diplomasi ketika menyangkut kebijakan kabinet baru.





Anggota kelompok militan Haqqani dan pendukung mereka berpendapat bahwa penekanan harus dialihkan ke pertempuran, menurut sumber tersebut. Salah satu pemimpin Haqqani, Sirajuddin Haqqani, adalah menteri dalam negeri di pemerintahan baru.


Pertengkaran itu dilaporkan terungkap di tengah laporan yang saling bertentangan tentang hilangnya Baradar dari pandangan publik. Laporan tentang perdana menteri pergi ke kota Kandahar diikuti oleh juru bicara Taliban yang mengatakan kepada BBC bahwa Baradar "lelah dan ingin istirahat".


Beberapa sumber yang dikutip oleh BBC mengatakan perdana menteri diperkirakan akan kembali ke ibu kota Kabul untuk menolak spekulasi tentang dugaan perkelahian di pemerintahan baru.


Pekan lalu, Taliban mengumumkan pemerintahan sementara yang semuanya laki-laki di Afghanistan, di mana kelompok militan itu berkuasa pada 15 Agustus sebagai akibat dari serangan cepat di tengah keluarnya pasukan AS dan NATO dari negara itu.

No comments: