Sunday, 12 September 2021

Rencana PTM Tingkat SMP di Kota Bogor Masih Belum Pasti, Pemkot Galau

Rencana PTM Tingkat SMP di Kota Bogor Masih Belum Pasti, Pemkot Galau

Rencana PTM Tingkat SMP di Kota Bogor Masih Belum Pasti, Pemkot Galau


Ketua GTPP Covid-19 Kota Bogor, Dedie A. Rachim saat meninjau di Rusun Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Selasa 7 Juli 2020. (Beritasatu.com/Vento Saudale)







Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang akan melangsungkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tingkat SMP pada pekan kedua September ini masih belum pasti.






Hal itu terungkap setelah Pemkot Bogor melakukan rapat koordinasi dengan berbagai stakeholder, mulai dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kementerian Agama (Kemenag), Polresta Bogor Kota dan TNI di Balai Kota Bogor, hari Jumat, 10/09/2021.


“Lebih kepada rapat koordinasi. Kita sudah persiapkan secara teknis sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri bahwa tahapan-tahapan PTM yang harus dilakukan. Apalagi Kota Bogor sudah masuk level 3, sudah status (warna) kuning. Kami undang semua untuk menerima masukan dari apa-apa yang sudah kita siapkan,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi, hari Jumat, 10/09/2021.


Saat disinggung kepastian pelaksanan PTM, ia buru-buru menegaskan bahwa hasil rapat koordinasi hari Jumat, 10/09/2021, akan terlebih dahulu dilaporkan kepada wali kota Bogor untuk segera diputuskan. Artinya, keputusan pelaksanaan uji coba PTM tergantung dari wali kota.




“Tadi itu belum diputuskan oleh pak wakil (wali kota). Kita harus melaporkan dulu ke pak wali kota (untuk menentukan keputusan). Satu atau dua minggu lagi? ya secepatnya lah. Sembari melihat kesiapan teknis,” tukas mantan kepala Bappeda Kota Bogor itu.


Secara teknis, kata dia, rencana pelaksanaan uji coba PTM ini mencakup tingkat SD untuk kelas 4,5 dan 6, lalu tingkat SMP dan SMA/SMK. Sedangkan terkait waktu belajar siswa, sambung Hanafi, sangat tergantung pada kesiapan sekolah.


“Satu pekan anak sekolah hanya dua hari? ya nggak. Di SKB 4 Menteri menyebutkan bisa dilakukan setiap hari dalam sepekan, tergantung kondisi sekolahnya. Artinya bukan beda-beda aturan antar sekolah, tapi tergantung bagaimana sekolah mengatur kelasnya. Kan tetap ada yang akan di rumah,” tukasnya.


“Intinya memungkinkan kok untuk setiap hari di sekolah. Pengaturan sekolah, guru, itu kita serahkan ke sekolah. Misal gini, ada sekolah swasta yang siswanya sedikit, satu kelas cuma 19 siswa misalnya. Ya nggak harus 8 siswa nanti saat PTM, kan bisa semua dengan prokes yang ketat,” jelas Hanafi.


Menurutnya, pelaksanaan uji coba PTM nanti bisa saja mengacu pada pelaksanaan uji coba sebelumnya beberapa bulan lalu, di mana ada 37 SMP dan 36 SD yang melaksanakan uji coba PTM. Bisa saja untuk pelaksanaan kali ini lebih dari jumlah tersebut, jika ada kesiapan dari sekolah.


Ia juga menegaskan bahwa persoalan PTM bukan hanya pekerjaan Disdik saja, namun juga instansi lain seperti Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perhubungan (Dishub), TNI-Polri hingga aparat kewilayahan sepeti RT, RW, lurah hingga camat.


“Sebab PTM ini kan mulai dari rumah ke sekolah, siswa naik kendaraan apa. Belum lagi resiko sekolah-sekolah yang dekat dengan pusat belanja atau pasar. Ada masukan dari kapolresta soal itu, jangan sampai pulang sekolah anak masuk pusat keramaian, itu berisiko. Makanya diminta keterlibatan RT, RW, camat dan lainnya. Mesti ada partisipasi banyak pihak yang terlibat,” papar Hanafi.


Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya sempat memastikan uji coba atau simulasi PTM bakal dilangsungkan dalam waktu dekat. Di mana, jenjang pendidikan yang disebut paling siap yakni tingkat SMP.


Bima Arya mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, sekolah akan mulai dibuka melalui uji coba PTM. Pihaknya sedang mematangkan jadwal dan mempercepat proses yang ada. Namun, hanya sekolah yang persiapannya sudah mencapai 100 persen.


“Beberapa hari ke depan (dibuka). Sekarang sedang disusun jadwalnya. Sedang dipercepat dulu. Kita akan izinkan buka untuk sekolah yang persiapannya sudah mencapai 100 persen. Dan kita akan mulai uji coba di beberapa sekolah yang sudah 100 persen. Artinya, kalau yang sudah seratus persen, bisa jalan,” terangnya kepada awak media, Rabu (1/9).


Sedangkan, sambung Bima, untuk tingkat sekolah yang akan dibuka hanya siswa di tingkat SMP dan SMA atau yang setara.


“(Jenjang yang dibuka, red) Tingkat SMP dan SMA. Tapi yang SMA harus koordinasi lagi. Kalau tingkat SMP bisa langsung jalan,” ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.




Selain Kadisdik Kota Bogor Hanafi juga sudah berkoordinasi secara internal dengan para pengawas, bahwa mulai dari PAUD/TK, SD, hingga SMA diminta mempersiapkan se­kolah di bawah binaannya untuk melakukan persiapan.


“Targetnya di minggu kedua September. Kita persiapkan dulu. Kemudian nanti kita laporkan ke ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor, rencana kebijakannya seperti apa,” jelasnya.

No comments: