Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyebut, suara dentuman dari erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. "Saya sudah konfirmasi petugas pos pengamatan, mereka tidak mendengar karena letusannya juga kecil," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Hendra Gunawan dihubungi di Jakarta, Sabtu, 10 April 2020.
Sabtu kemarin, ramai tagar dentuman di sosial media. Suara itu berasal dari erupsi gunung Krakatau. PVMBG meluruskan apa yang sedang ramai dibicarakan di trending topik tagar hari ini di Twitter.
That sound still there -.- from 1 am until now. Idk what’s going on but basically we should pray 🙏🏻 hope our world will be ok!
— Kacang Goreng Asin (@Saddam_PLY) April 10, 2020
Dapet kabar dari teman yang tinggal di serang suaranya lebih besar disana :(
#krakatau #Krakatoa #dentuman pic.twitter.com/w0oEyUFsSJ
Ya Allahu akbar, Krakatau erupsi dan dentuman nya kedengeran jelas. I'm kinda scared right now, feeling like too much pressure about floods, people died, corona, and now eruptions?!
— mput (@ChaHayuw) April 10, 2020
Hendra menjelaskan, bahwa saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level 2 atau waspada, masyarakat sekitar tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 kilometer.
Hendra menghimbau supaya masyarakat untuk tetap tenang dan tetap update dengan berita terkait erupsi ini melalui sumber daerah maupun BPBD
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) Kasbani mengakui Gunung Anak Krakatau memang terjadi erupsi tipe Strombolian pada pukul 00.03 dini hari tadi dengan ketinggian 500 meter. Meski demikian, Kasbani menegaskan Pos Pemantauan Gunung Api di Pasauran, Carita tak mendengar suara dentuman tersebut.
Penjelan PVMBG menjadi jelas suara dentuman bukan dari letusan gunung Krakatau. Tapi menjadi tidak jelas dari mana sumber suara dentuman yang sedang ramai dibicarakan di media sosial.
No comments:
Post a Comment