Ditengah pandemi yang membuat lesu kegiatan ekonomi berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK), masih terus terjadi. PemKab Bogor mencatat, sudah 9.023 pekerja yang dirumahkan dan 577 orang yang mengalami PHK.
Jumlah itu, melonjak hanya dalam rentang sebulan. Disnakertrans sempat mencatat 6.297 orang dirumahkan, bulan lalu. Sedangkan pekerja yang terkena PHK mencapai 395 orang.
Sebagian besar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang garmen, pariwisata, hingga perhotelan. Mereka terdampak Covid-19 yang telah berlangsung hingga berbulan-bulan ini.
Bupati Bogor, Ade Yasin mengakui, banyak perusahaan di Kabupaten Bogor yang dilema menghadapi pandemi wabah Covid-19 ini.
Sebagian terpaksa mengambil jalan pintas melalui PHK. Tentu saja, Ade sebenarnya tak ingin hal-hal semacam itu terjadi pada perusahaan. Lantaran akan berimbas pula pada angka pengangguran hingga kemiskinan di Kabupaten Bogor.
“Jangan sampai ditambah lagi jumlah miskin baru (misbar), jatuh miskin lagi (jamila) di Kabupaten Bogor,” tuturnya, kemarin.
Perusahaan-perusahaan yang babak belur itu, kata Ade, memang mengajukan dua opsi untuk mengatasi macetnya operasional selama masa pandemi.
Selain PHK besarbesaran, mereka meminta agar diberikan relaksasi pajak dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Dengan begitu, mereka bisa merumahkan karyawan-karyawannya tanpa mengambil langkah PHK.
Hanya saja, bagi perusahaan yang masih aktif beroperasi, pihaknya tak memberikan relaksasi pajak. Ia mencontohkan perusahaan-perusahaan seperti garmen yang memproduksi alat pelindung diri (APD). Mereka justru terbilang jaya selama masa pandemi Covid-19.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Iman Budiana mengakui, para pekerja dari bidang pariwisata yang paling banyak terdampak pandemi. Mereka yang berstatus pekerja harian pun dimasukkan dalam data non-DTKS Pemkab Bogor.
Hanya saja, data-data itu masih harus melalui proses verifikasi untuk mendapatkan bantuan sosial (bansos). “Kalau objek wisata memang semuanya pada tutup. Hotel masih ada yang buka, tetapi terpaksa berinovasi agar karyawannya tetap bisa bekerja selama masa pandemi,” tandasnya.
No comments:
Post a Comment