Wednesday 6 May 2020

Jatah Beras Bansos Covid-19 Dipangkas, 30 Kg jadi 2 Liter Kualitas Buruk!

Jatah Beras Bansos Covid-19 Dipangkas, 30 Kg jadi 2 Liter Kualitas Buruk!


Bantuan sosial (bansos) beras sebanyak 30 kg bagi rumah tangga miskin (RTM) terdampak Covid-19 mengalami pemangkasan. Dari 30 kilogram menjadi dua liter. Kejadian ini dialami warga Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Yulianti. Dia dikejutkan dengan bansos dua liter beras yang berkualitas buruk.




“Pagi-pagi ada antar bilang ada bantuan dari bupati, berupa beras 2 liter. Namun berasnya gak bagus,” ungkapnya kepada Radar Bogor, kemarin selasa 5 Mei 2020.


Kualitas beras yang jauh dari ekspektasi itu menggelisahkannya. Yulianti sempat meminta pendapat teman-temannya dengan kembali mengunggah kondisi beras itu. Hampir semua orang sependapat dengan kualitas beras yang tidak begitu layak itu.


Bantuan itu sekaligus menjadi yang pertama bagi keluarganya selama masa pandemi. Ia mengakui, belum ada bantuan lainnya, termasuk dari pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.


“Padahal, beberapa keluarga telah didata untuk mendapatkan bantuan karena terdampak Covid-19,” beber dia.


Kepala Desa Sukaharja, Ujang Suhendra menerangkan, desanya mendapatkan jatah 342 karung beras bansos. Beras ini kemudian dijatah 30 kilogram untuk diberikan kepada keluarga yang terdaftar dan terverifikasi sebagai penerima bantuan. Dia pun tak tahu-menahu ihwal adanya pemangkasan beras hingga dua liter tersebut.


Bupati Bogor Ade Yasin menampik jika beras berkualitas buruk yang dikeluhkan warga berasal dari bansos yang telah digelontorkan pihaknya. Apalagi, setiap keluarga seharusnya mendapatkan 30 kilogram. Bukan dua liter beras seperti yang sampai ke tangan warga.


“Ya, gimana ya. Itu sebetulnya ada mis (komunikasi) saja. Jadi, yang kemarin itu, dia terima dari pak RT. Sementara beras kami (pemkab) kan dari Bulog, harus nya beras bagus,” terangnya kepada Radar Bogor, hari Selasa, 5 Mei 2020.


Ade Yasin pun mengimbau agar masyarakat memperhatikan kondisi beras bantuan yang diterima. Jika kondisinya tak layak konsumsi, pihaknya akan mengembalikan langsung ke Bulog.




“Kalau masyarakat menerima beras jelek, tolong dikembalikan biar kami kembalikan ke Bulog. Karena kita kan pesannya memang yang biasa untuk dimakan. Kualitasnya bagus,” tegas Ade.


Meski begitu, pihaknya masih menyelidiki asal beras yang dianggap tak layak itu. Apakah itu berasal dari bansos pemkab yang sebanyak 30 kilogram? Ade enggan berkomentar terlalu jauh. “Kita lagi investigasi dulu,” tutupnya.


Pemkab Bogor telah meluncurkan pengiriman bansos berupa beras yang diperuntukkan untuk 200.000 KK terdampak Covid-19. Masing-masing mendapatkan beras sebanyak 30 kilogram selama tiga bulan berturut-turut. Distribusi pertama dilaksanakan di Kecamatan Leuwiliang yang menjangkau hingga 11 desa.











































































⚠ Peringatan Covid-19























Update kasus virus corona di tiap negara




No comments: