Madura - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumenep, Madura, Jawa Timur mendapat penolakan dari takmir Masjid Jamik, Sumenep saat melaksanakan tes cepat atau rapid test kepada warga usai menunaikan salat Jumat, 22 Mei kemarin.
"Saya sebagai ketua takmir terkejut, tersinggung, terhina, oleh perbuatan tim dan bupati yang bertugas, karena tanpa koordinasi dengan saya," kata Husen.
Husen mengaku tidak pernah mendapat pemberitahuan soal pelaksanaan tes terkait Covid-19 itu. Ia pun menegur Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim yang mengambil keputusan tanpa persetujuan warga lokal.
"Memang masjid ini punya umat islam, tapi kan ada yang ngurus, yaitu takmir," ujarnya.
Merespons penolakan itu, Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim meminta maaf. Abuya menyatakan sejak awal rencana pelaksanaan rapid test digelar secara acak di Kabupaten Sumenep, sehingga merasa tak perlu melakukan koordinasi.
"Kami mengadakan rapid test secara acak, dan kita memang mau terus jalan, kita ingin punya data yang banyak masyarakat yang (positif Covid-19) di Sumenep ini," kata dia.
Atas penolakan tersebut, pemeriksaan massal terkait virus corona terpaksa berhenti di tengah jalan. Rapid test hanya berlangsung 30 menit dan tim Covid-19 hanya berhasil mendapatkan 30 sampel warga.
Hingga kemarin, jumlah kumulatif kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 20.796 orang. Dari jumlah tersebut, 1.326 orang meninggal dunia dan 5.057 orang dinyatakan sembuh.
Terjadi lonjakan kasus signifikan dari wilayah Jawa Timur kemarin. Total kasus positif virus corona di Jawa Timur mencapai 3.095 kasus. Sementara di Kabupaten Sumenep, terdapat enam pasien positif virus corona, satu sembuh dan lima masih dirawat.
No comments:
Post a Comment